SEJAK operasi aliran air seni 22 September lalu, Lambertus
Nicodemus Palar masih terbaring di RSPAD, Jakarta. Sebulan
sebelumnya, bekas diplomat pemegang Bintang Republik Indonesia
kelas III ini sudah merasakan ada yang tak beres.
"Sulit buang air kecil," ujarnya lirih. Tim dokter kepresidenan
yang memeriksa, memutuskan agar ia diopname. Tahun 1975 ia juga
masuk rumah sakit -- "kena serangan jantung hebat." Enam minggu
ia di RSCM, dan sejak itu Oom Nico atau Oom Babe harus diet.
Paling banyak ia menelan 100 gram nasi, 50 gram daging dan 50
gram tahu/tempe sehari.
Dan ketika ulangtahun yang ke-80, 5 Juni lalu, diplomat yang
disebut-sebut pemegang rekor terlama ngendon di luar negeri ini
tampak sehat dan gembira.
Kakek lima cucu ini pensiun tahun 1970, setelah kenyang jadi
Dubes RI di PBB, India, Jerman Barat, Uni Soviet dan Kanada.
Kenang-kenangannya tugas di PBB 1950-1953, disambung 1962-1964,
"akan saya tulis". Dan menurut istrinya, Johanna -- orang
Belanda -- "bapak kini baru mengumpulkan bahan-bahannya."
Putra Kawanua ini tahun 1947 ke Indonesia dari Negeri Belanda
--waktu itu ia anggota parlemen Belanda. Ia 'membelot' ke pihak
RI setelah omong-omong dengan Bung Karno. Entah apa yan
dibisikkan BK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini