TABRAK lari di Yogyakarta sempat menyerem pet Pater Dick
Hartoko, Pemimpin Redaksi Majalah Kebudayaan Basis. Itu terjadi
sehari setelah Hari Natal 26 Desember lalu, seusai Romo Dick
menghadiri misa di Gereja Kotabaru. Ketika dia menyeberangi
jalan hendak mengambil Vespanya yang diparkir di seberang,
sebuah sepeda motor menyeruduk pantat Romo Dick. Akibatnya: kaki
dan lengan tangan kirinya ada yang dijahit.
Rupanya sang Romo agak jengkel, maka ia menulis surat pembaca di
koran Kedaulatan Rakyat, Yogya, dan dimuat pada edisi 31
Desember lalu. Mau tahu isinya?
Surat itu berjudul: Yogya Kota Budaya? Kemudian: " . . . saya
berterima kasih kepada pengemudi sepeda motor, yang hari Minggu
26 Desember 1982 pukul 10.25, tepat di atas penyeberangan
sebelah selatan Gereja Kotabaru (nota bene zebra crossing)
menyerempet saya dari belakang, lalu melarikan diri ke arah
barat. Akibatnya, saya jatuh tersungkur, cedera pada kaki . . .
dijahit luka-lukanya, diberi suntikan anti-tetanus dan obat
peniciline. Kalau nanti akhir bulan rekening datang, saya masih
terkenang 'Hell driver' itu."
Tapi pancingan ini, hingga pekan lalu tidak berhasil. Pengemudi
itu tetap tak diketahui siapa. Yang datang bermunculan ialah
teman-teman Romo Dick, untuk menengok lukanya dan sekalian
mengucapkan Selamat Hari Natal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini