Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kejutan TVRI, In English

Mulai 1 januari 1983, TVRI menyiarkan siaran bahasa inggris selama 30 menit, tanggapan para pemirsa. (md)

15 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI sudah pukul 15.00 WIB. Willy Karamoy dan stafnya memasuki masa puncak kesibukan. Di ruang berukuran 4 x 10 m yang sejuk sekalipun, tak urung mereka tegang dan berkeringat. Seseorang mengetik naskah yang akan dibacakan segera. Sedang lainnya meng-edit gambar atau memperhitungkan waktu. Sebentar lagi, pukul 6.30 sore, bahan siaran televisi itu harus diudarakan. Siaran itu seluruhnya berbahasa Inggris -- berlangsung selama 30 menit. Begitu setiap hari kesibukan mempersiapkan English News Service TVRI. Dibuka dengan lonceng menunggu waktu berirama lagu Lenggang Jakarta, siaran itu muncul lewat saluran 8 TVRI Pusat Jakarta. Mulai mengudara 1 Januari, siaran itu diterima pemirsa TVRI bagaikan hadiah Tahun Baru. TVRI bikin surprise? "Sebetulnya itu sudah kami pikirkan sejak awal 1977," tutur Drs. H. Subrata, Direktur TVRI. Menurut dia, itu merupakan kelanjutan dari berbagai kerja sama tukar menukar pemberitaan yang selama ini dilakukan TVRI. Ada kerja sama antarstasiun (misalnya, dengan NHK dari Jepang), kerja sama negara dan antarperhimpunan (lewat ABU -- Asian Broadcasting Union). Dan karena sekarang ini secara teknis, personil dan anggaran memungkinkan, siaran khusus itu dapat dilaksanakan. Secara teknis itu, misalnya, TVRI sudah mampu melakukan split channel (salurah terpisah), supaya tidak terjadi bentrokan acara, mengingat waktu di Indonesia berbeda-beda. Juga desakan para warga asing dan arus tamu asing konon lebih mempercepatnya. Sekarang ini tiap kamar hotel punya pesawat televisinya. Dan banyak tamu asing jadi penghuni hotel. Tambah pula Rakorpim (rapat koordinasi pimpinan) TVRI se-lndonesia Desember lalu merekomendasinya. "Jakarta ini kan kota metropolitan. Setiap kota bertaraf demikian punya siaran international," ujar Willy Karamoy, Kepala Seksi Berita TVRI. Ia ditunjuk sebagai penanggung jawab siaran bahasa Inggris itu. "Jeddah punya siaran bahasa Inggris, Kairo juga, masakan Jakarta tidak," katanya. Ia bersama stafnya berlatih siaran selama sebulan sebelum program itu dilaksanakan. Selain masalah teknis memisahkan saluran itu Karamoy konon tak menghadapi persoalan berat. Bahkan masalah anggaran atau biaya produksi khusus, menurut dia, tak ada. Sebelum ada acara bahasa Inggris itu pada jam tersebut ada programa Ibukota. Pembiayaan saluran baru itu tak berbeda, yakni Rp 10 juta per jam siaran. "Kalau 30 menit, ya separuhnya," katanya. Angka persisnya Subrata hanya menyebutkan, "jauh di bawah biaya produksi siaran TV BBC yang per jamnya œ23.000." Juga tak sulit mencari tenaga penyiar. Menurut Subrata, sejumlah lamaran sebagai penyiar berdatangan. Sepuluh penyiar (lima wanita, lima pria) yang ada kini sudah cukup. Kemampuan mereka lumayan (not bad). Inke Maris, misalnya, pernah lama bekerja di BBC London. "Dengan menyiarkan berita dalam bahasa Inggris, saya merasa ikut memperkenalkan negara kita kepada orang asing," tutur Inke. Istri pegawai Citibank ini bersemangat kerja tanpa pamrih. Tanpa diminta ia selalu senang menerjemahkan bahan siaran meski bukan tugasnya. Komentarnya tentang penyiar? "Bukan cuma pembaca berita. Tapi juga penyaring terakhir sebuah berita," katanya. Sedang A. Ullah, penyiar kawakan RRI, "merasa mendapat kehormatan menyiarkan berita dalam bahasa Inggris." Bagaimana sambutan pemirsa warga asing? "Saya sekarang harus membeli pesawat televisi," ujar Yasuo Kusano. Wartawan surat kabar Mainichi Shimbun ini sejak berdinas di sini setahun lalu merasa tak perlu memiliki pesawat televisi karena tak mengerti bahasa Indonesia. THOMAS Spooner, Atase Kebudayaan Amerika di Jakarta menyatakan kegembiraannya pula. Ia menilai bahasa Inggris siaran TVRI itu "sangat bagus." Dan yang lebih menggembirakan, katanya, "anak saya yang semula tak suka, kini rajin nonton televisi." Ada wartawan asing yang minta copy berita yang telah disiarkan. Permintaan ini gampang dikabulkan. Wartawan Singapura, misalnya, minta copy berita penggiringan gajah. Sedang rekannya dari Australia minta berita keterangan Menlu Mochtar Kusumaatmadja tentang Tim-Tim. Tapi ada juga kritik. "Berita yang disiarkan sangat terlambat," komentar seorang wartawan Barat yang ogah disebut namanya. "Saya kira yang disiarkan itu sejarah." Menurut dia, ada berita yang terlambat sampai tiga hari. "Yang dimaksud wartawan Barat itu mungkin timeless story di luar news bulletin," ujar Subrata. Untuk hardnews, katanya, selain para reporter TVRI setiap hari aktif, juga agen film berita seperti Visnews, UPI TN, ABC, Transtel dan DPA merupakan sumber tetap TVRI. Toh Karamoy mengaku lebih banyak siaran feature dan magazine ketimbang berita. "Siaran berita hanyalah satu dari 26 mata acara." Tapi Subrata berjanji secara bertahap akan mengadakan perbaikan. Dalam jangka panjang siaran bahasa Inggris itu diharapkannya merupakan embrio saluran tersendiri. "Kita harapkan kelak TVRI tak lagi bersaluran tunggal seperti sekarang ini," katanya tersenyum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus