BAGI Ghea Sukasah, 35 tahun, menggelar pakaian di dalam dan luar negeri sudah jadi "makanan sehari-hari". Tapi kali ini ia resah. Undangan itu datang dari Jeddah, Arab Saudi. "Saya senewen karena di Arab Saudi banyak banget peraturannya," tutur Ghea pada Leila S. Chudori dari TEMPO. Agar tidak resah dan senewen, dalam dua bulan ini Ghea ditatar habis-habisan. "Sebagai wanita kami tak boleh kelihatan mencolok di Jeddah. Tak boleh masuk airport mengaku rombongan peragawati dan desainer karena prosesnya akan bertele-tele. Dan para peragawati tak boleh jalan sendiri, harus diantar muhrim. Kami semua mengenakan abaya, semacam baju panjang seperti mukena," ujar Ghea, sembari membetulkan letak kerudung rancangannya untuk di Jeddah nanti. Ia berangkat Sabtu pekan lalu. Aturan Jeddah masih banyak. Sebelas peragawati yang dibawa Ghea juga tak boleh ber-make up di bandara. Apalagi mau jalan-jalan ke tempat umum. Dalam acara di Al-Lailaty Hall, yang berkapasitas seribu orang dan sudah semua tiket habis -- acaranya Senin kemarin -- tak seorang pun lelaki boleh masuk. Maka, Itang Yunasz dan Ramli yang ikut merancang desain bersama Ghea, dan koreografer Dody Haikel, cukup mengintip saja di belakang panggung. Yang mengundang Ghea adalah Aman Establishment, semacam organisasi sosial di sana. Dan pelindung acara itu adalah Putri Hala Al-Sudairi, istri Wakil Gubernur Mekkah, dan Ibu Junisa Ali Alatas dari Indonesia. Mumpung sudah di sana, Ghea pun berniat umrah. "Insya Allah," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini