Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Gagap Berpantun

Dokter Boyke Dian Nugraha berpantun dalam sebuah acara televisi untuk memberikan edukasi kesehatan seksual dan kesehatan masyarakat.

8 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS saat ditemui di Klinik Pasutri di Jakarta, 4 November 2020. Foto:TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Demi edukasi kesehatan, dokter Boyke Dian Nugraha rela bersusah payah menghafalkan pantun.

  • Dokter Boyke sering lupa isi pantunnya karena diganggu pelawak Denny Cagur.

  • Dokter Boyke ingin masyarakat bisa mengobati sendiri penyakit ringan tanpa harus ke puskesmas.

DOKTER Boyke Dian Nugraha kini memberikan pendidikan kesehatan seksual dengan cara baru di layar kaca. Caranya: berpantun. Rupanya, urusan seks dan kesehatan tak mudah jadi bahan pantun. “Saya enggak bisa berpantun,” tutur Boyke, 65 tahun, saat ditemui Mahardika Satria Hadi dari Tempo di kliniknya di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Januari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Boyke tampil dalam acara komedi Klinik Tendean di Trans TV sejak 27 September 2021. Dalam tayangan televisi berdurasi satu jam per episode itu, dokter spesialis kandungan yang pernah bermain dalam sejumlah film ini muncul bersama komedian Denny Cagur, Marshel Widianto, Mimin, Celine Evangelista, dan bintang tamu yang berganti-ganti tiap episode.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak seperti program kesehatan lain yang pernah dipandunya, Boyke kali ini mesti berakting lebih luwes dan melucu lewat pantun. Masalahnya, selain panjang, pantun garapan tim kreatif kerap tidak nyambung dengan topik bahasan tiap episode.

Boyke mencontohkan baris pantun “Ke awan naik pedati”. “Awan itu ada di atas, bagaimana saya bisa menerima logikanya? Tapi buat pantun itu sah-sah saja. Yang penting rimanya dapet,” kata Boyke. Ulah Denny Cagur yang selalu merecokinya juga sering membuatnya lupa akan baris selanjutnya sehingga gagal menuntaskan pantun.

Dengan komedi, Boyke berharap edukasi kesehatan seksual dan kesehatan masyarakat bisa lebih menarik dan mudah dipahami masyarakat. Ia juga berharap pusat kesehatan masyarakat tidak lagi dijejali pasien yang sebenarnya bisa menangani penyakitnya sendiri di rumah, seperti luka bakar ringan, batuk, pilek, dan mimisan. “Banyak puskesmas yang overloaded.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mahardika Satria Hadi

Mahardika Satria Hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus