Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Melambung Berkat Webnovel

Platform novel digital membuka gerbang bagi penulis muda mengenalkan karyanya. Sistem dan jumlah royalti menjadi faktor pendorong.

8 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penulis webnovel Daniel Ahmad. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Platform novel daring menjadi ruang penulis muda untuk menayangkan karyanya.

  • Sistem royalti membuat penulis cenderung lebih menyukai platform webnovel.

  • Penulis memakai strategi berbeda dalam menulis novel daring.

DI platform novel digital Storial, kisah romansa Sad Girl Irony tercatat dibaca 108 ribu kali dan menjadi salah satu novel terpopuler sepekan terakhir. Adapun di platform webnovel Cabaca, dua judul, Our Tangled Vow (66 ribu kali) dan Bangku Pojok (31 ribu kali), berada di klasemen sepuluh besar buku favorit. Penulisnya sama: Honey Dee, nama pena Hanny Dewanti. Tak banyak jejak foto profil yang ditinggalkan perempuan ini. Di berbagai platform ia pun lebih senang mengunggah avatar gadis perempuan cilik alih-alih foto aslinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, di semesta webnovel, nama Honey Dee sudah dikenal. Berkali-kali novelnya yang merentang di berbagai genre menjadi yang terlaris atau terpopuler di sejumlah platform digital. Secara kuantitas ia juga tergolong produktif. Hingga tahun ini, sedikitnya 30 judul novel sudah ia lahirkan. “Belum termasuk buku nonfiksi dan karya sebagai ghostwriter,” kata Hanny, yang akrab disapa Mak Onie oleh pembacanya, saat dihubungi pada Rabu, 5 Januari lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penulis webnovel Honey Dee. Dok. Pribadi

Hanny melangkah ke dunia webnovel pada 2016. Ia mengawalinya di Wattpad dengan kisah-kisah romansa yang ternyata disukai banyak pembaca. Salah satu karya awalnya yang populer adalah Rooftop Buddies. Novel ini kemudian diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (2018) dan menjadi pembuka jalan Hanny ke platform webnovel lokal, seperti Cabaca dan Storial. Di sana, Hanny tak hanya menemukan kesenangan baru menulis cerita bersambung alias cerbung, tapi juga merasa pas dengan sistem royaltinya. 

Tak hanya transparan, persentase royalti untuk webnovel juga tergolong tinggi. Sementara untuk buku cetak ia biasa menerima royalti sebesar 10 persen dari hasil penjualan, dari webnovel ia bisa meraup hingga 50 persen dari total transaksi. Walau pendapatan dari platform lokal sudah lumayan, Hanny mengaku tak meninggalkan Wattpad. Kontennya di platform itu pun sengaja ia gratiskan untuk pembaca. “Di Wattpad buat senang-senang saja, karena di luar itu saya terikat kontrak dan menulis dengan menimbang kemauan klien,” ujarnya. 

Jumlah royalti dan sistemya yang transparan juga menjadi faktor yang membuat Ridanty setia menjadi penulis webnovel. Perempuan bernama pena Biru Samudera ini merilis lima novelnya di Noveltoon, seperti Pengantin Pengganti untuk Tuan Muda. Menurut Ridanty, yang dulu berprofesi guru, pihak Noveltoon merekomendasikan penulis mengunggah lima bab sehari untuk mengail lebih banyak pembaca. “Aku mencoba konsisten menulis tiga-empat bab sehari dan mengendapkannya dulu sampai 80-90 bab. Jika sudah selesai, baru aku mengunggahnya secara bertahap,” tuturnya. 

Penulis webnovel Ridanty atau yang dikenal dengan nama pena Biru Samudera. Dok. Pribadi

Kemampuan menulis Ridanty terasah setelah ia bergabung dengan grup penulisan di Facebook. Setelah belajar di Komunitas Bisa Menulis, pada 2020 Ridanty bergabung dengan grup Nulis Aja Dulu. Dari situ, ia sempat merilis novelnya dalam format cetak di penerbit independen, sebelum bergabung dengan Noveltoon pada 2020. 

Adapun novelis Daniel Ahmad mengasah kemampuan menulisnya di forum diskusi virtual Kaskus sebelum akhirnya menjajal Wattpad. Salah satu karyanya yang sempat viral ketika itu bergenre horor, berjudul Misteri Anak-anak Pak Jawi. Cerita itu berangkat dari legenda daerah. Ahmad mengaku banyak mengasup kisah horor dari kawan-kawannya di pondok pesantren. “Saat lulus sekolah dan berpisah dengan mereka, saya mulai menuliskan ceritanya di Kaskus,” ucap Ahmad, yang kini sedang menggarap Ante Meridiem di Cabaca. Bacaan horor itu masuk kategori novel yang sedang ngetren

Pada 2019, penerbit Gagas Media menawari Ahmad mencetak buku Midnight Restaurant. Pada tahun yang sama, ia mulai merambah ranah webnovel. Menurut Ahmad, teknik penyusunan rencana penulisan untuk platform webnovel berbeda dengan karyanya sebelum itu. Di platform digital, ia mesti menaruh perhatian besar pada cliffhanger di tiap bab. “Ini tentunya untuk menyugesti pembaca agar lanjut membaca bab berikutnya. Di platform daring, rasa penasaran pembaca harus sangat dijaga.” 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Isma Savitri

Isma Savitri

Setelah bergabung di Tempo pada 2010, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini meliput isu hukum selama empat tahun. Berikutnya, ia banyak menulis isu pemberdayaan sosial dan gender di majalah Tempo English, dan kini sebagai Redaktur Seni di majalah Tempo, yang banyak mengulas film dan kesenian. Pemenang Lomba Kritik Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 dan Lomba Penulisan BPJS Kesehatan 2013.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus