FILM Jakarta 1966 yang kini main serentak di berbagai kota disoroti bintang-bintang. Cosmas Batubara, salah satu bintang demonstran di tahun 1966 itu, misalnya, sangat puas dengan film garapan Arifin C. Noer ini. Tentang dirinya? "Ya, miriplah. Waktu itu saya kan tak berkaca mata dan masih pakai kumis," kata Menteri Tenaga Kerja ini. "Kalau mau persis benar, ya mana bisa," ujarnya lagi pada Yopie Hidayat dari TEMPO, Rabu pekan lalu. Di tahun 1966 itu, Cosmas berusia 28 tahun dan menjabat Ketua Presidium KAMI Pusat. Yang mengesankan Cosmas asli adalah ketika melihat Cosmas palsu (dalam film) berpidato di depan kampus UI, menenangkan mahasiswa di luar pagar Istana Bogor, dan mewakili mahasiswa dalam pertemuan dengan Presiden Soekarno. Tapi Cosmas tak melihat film itu menokohkan dirinya saja. "Kalau begitu, bisa-bisa judulnya Cosmas 1966, bukan Jakarta 1966," katanya bergurau. Yang tampak kecewa adalah Sofyan Wanandi, yang di dalam film namanya kembali menjadi Liem Bian Koen. "Yang memerankan saya kok nggak mirip, ya. Saya nggak tahu itu Cina dari kampung mana," ujar mantan Ketua KAMI Jakarta ini. "David Napitupulu juga tak mirip. Marahnya Bung Karno juga salah," kata Sofyan. Yang disesalkannya lagi adalah peran mahasiswa jadi kecil. Umpamanya Mar'ie Muhammad. Padahal, dia itu yang jadi konseptor gerakan." Apa kata Mar'ie? Dirjen Pajak ini rupanya sibuk betul dikejar-kejar target pajak. "Mungkin minggu depan saya baru menonton," katanya. Mar'ie baru mendengar komentar teman-temannya. "Kata mereka, yang memerankan saya itu mirip saya. Makanya, saya ingin menonton." Sayang, waktu luang petugas pajak saat ini memang rada sulit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini