Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Gagal di jepang

Guruh soekarnoputra, pencipta lagu "renjana" yang dikirim ke tokyo, merasa kecewa karena lagunya yang dibawakan oleh grace simon dengan aransemen idris sardi tidak berhasil meraih satupun medali. (pt)

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK orang pergi ke Tokyo untuk mengiringi lagu Renjana Nopember lalu. Antara lain: Mus Mualim, Maryono, Bubbi Chen, Idris Sardi yang mengaranser Renjana, Guruh Sukarnoputera yang bikin Renjana, Grace Simon yang menang festival dan nyonya Fatmawati sang ibu. Mengapa Renjana tidak berhasil meraih satu pun dari 18 medali? (2 untuk Grand Prix Award, 2 untuk Most Outstanding Performance Award, 2 untuk Outstanding Perforrnance Award dan 10 untuk Outstanding Composition Award). Guruh mempunyai alasan. Dia pulang ke Jakarta setelah 2 minggu lebih tinggal di Tokyo. Katanya: "Lagu saya dapat nomor urut 32. Ketika nomor itu dipanggil, di deretan penonton ada yang teriak: Hidup Sukarno! Hidup nomor 32! Banyak pengarang lagu di Jepang dan lainnya, senang dengan Renjana. Tapi penilaian tetap kuasa juri bukan penonton". Tambahnya lagi: "Seharusnya, sebelum ke Tokyo, harus latihan dulu secara intensif, sebulan penuh". Sehingga menurut Guruh, semuanya jadi mentah di malam 20 Nopember. Sedikit kecewa pada Grace Simon, Guruh berkata lagi: "Renjana dibawakan kurang penjiwaan. Juga musikus Jepang yang mengiringi lagu tersebut, kurang bisa menginterpretasikan lagu tersebut. Kurang sreg. Operatornya kurang sigap. Pernah sekali suara Grace feedback Mendengung". Guruh kelihatan gelo. Tapi mau dikata apa, "menurut saya, sebaiknya komposer lagulah yang memilih penyanyi. Sebab kalau seperti sekarang ini, penyanyi yang menang harus dikawinkan sedemikian rupa dengan komposisi, itu susah. Jadi sistim pemilihan hendaknya dirubah". Idris Sardi juga mengeritik sistim itu. Tapi bukan berarti satu arah dengan pendapat Guruh. "Sertakan saja semua lagu Indonesia yang turut perlombaan", ujar Idris. "Sehingga tidak ada kecenderungan bahwa orang-orang yang senang pada seorang figur, tidak lantas memborong semua kupon pemilihan". Ataukah mungkin aransemen harus diperbaiki? Kata Idris singkat: "Ah, itu peserta dari Srilangka kok menang. Aransemennya cuma kaleng diisi kacang ijo untuk mengiringi penyanyi. Kok bisa menang!"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus