Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Buka warung

Desak putu karno, 23, yang diadopsi oleh presiden soekarno ketika berkunjung ke bali, membuka sebuah warung makanan dan suvenir di depan istana tampak siring dengan nama "warung blitar". (pt)

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK warung yang berjualan makanan dan suvenir di kolam suci Tampaksiring. Tapi yang paling menarik perhatian adalah sebuah warung yang mempunyai nama Warung Blitar. Bentuknya kecil saja tapi menjual segala macam minuman dan makanan kecil. Warung ini tidak akan banyak diperhatikan orang, kalau saja yang menjual - wanita 23 tahun dan berwajah lumayan--bukan Desak Putu Karno-Warung Blitar, diberi nama demikian "karena ada orang dari Jawa yang datang dan menyuruh agar warung itu diberi nama begitu", ujar Desak Putu Karno, "agar orang-orang yang datang tidak keliru" Dari bisik-bisik orang, kabarnya dia ini anak Bung Karno almarhum. Tahun 1953, lahirlah seorang bayi dari rahim seorang ibu yang bernama Desak Putu Mentik. Rumah Mentik persis di depan Istana Tampaksiring, Bayi tersebut mempunyai tembong di bahunya. Hal ini membuat bisik-bisik orang lebih santer lagi, karena Guntur anak sulung Sukarno pernah berkata bahwa anak Sukarno selalu harus ada tanda tembong di tubuhnya. "Betul", kata Desak Putu Karno, "pada waktu kecil ibu saya mengira warna coklat itu adalah kotoran. Digosok-gosok agar hilang, tapi tidak mau hilang". Tapi betulkah semua itu? Nenek Desak Putu Karno berkata tegas: "Dia adalah anak angkat almarhum dan bukan anak yang dicetak almarhum". Rupanya nenek tua ini juga dengar segala desas-desus yang cukup menjengkelkan keluarganya. Tambahnya lagi: "Saya tidak berani mengurangi atau menambah apa yang telah terjadi. Sebab almarhum sudah menjadi dewata sekarang". Ceritera yang betul adalah: ketika Desak Putu Mentik hamil tua, datanglah Sukarno ke rumahnya. Almarhum minta agar kalau bayi lahir nanti, akan dipungut jadi anak angkat. Orangtua Putu Mentik yang jadi perbekel (kepala kampung) tentu saja tidak keberatan mendapat kehormatan ini. Bayi perempuan yang kalau dilihat sepintas rupanya mirip Sukmawati, kemudian diberi nama Desak Putu Karno. Dan apa yang telah diperoleh dari ayah angkatnya? Kata Desak Putu Karno: "Saya cuma memperoleh sebuah dakocan waktu saya masih kecil".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus