TITIEK Puspa seminggu puasa seminggu tidak. Untuk apa? Bernadar? "Yah, semacam itulah, kok saya nyampe lima puluh, he. . .," jawabnya. Bagi yang tahu, tepat di awal bulan ini penyanyi dan pengarang lagu itu genap 50 tahun, tapi tanpa ada spesial. Ia cuma merencanakan tumpengan nasi kuning, untuk dikirimkan ke rumah yatim piatu. Bersama nasi disertakan juga beberapa tempat tidur. Dan harap maklum, puasa nenek tiga cucu ini bukan cuma demi hal-hal yang spiritual, tapi juga yang visual. "Lha, puasa 'kan sekalian diet juga. Umur lima puluh itu badan gampang begini," katanya sambil memgembangkan tangan. Dan itulah, jalan keprihatinan yang telah dijalaninya sebulan malah mengundang kabar burung. Kata burung, Titiek menyembunyikan diri, takut ketemu orang, karena wajahnya rusak oleh rias dan operasi plastik yang gagal. Benarkah burung? "Aih, gile," kata Titiek seperti tersengat. "Kok tak habisnya orang berisu." Habis kaget, ia memanggil suaminya, Mus Mualim. "Mas, saya minta izin, boleh ndak adik ini memegang muka saya?" Mus, yang duduk di ruang lain, mengangguk. Maka, dengan gerakan tak terduga ia meraih tangan wartawan TEMPO A. Ulfi, untuk dirabakan ke dahi, pipi, dan belakang kupingnya. "Tak ada apa-apa, 'kan? Nah, saya lego sekarang, isu itu saya bantah."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini