INI sejenis tes buat pemenang Piala Citra untuk aktris terbaik. Tuti Indra Malaon, dihadapkan pada sekitar seratus undangan pada acara Rotary Club Semarang, Sabtu malam pekan lalu, di Balai Wartawan Semarang. Jaya Suprana, ketua penyelenggara, ibarat promotor, memperkenalkan Tuti. "Ia bintang yang lain dari pada yang lain. Ia memiliki 3B, beauty, brain, dan behave. Salah seorang berbusana terbaik, dosen yang lemah gemulai, kata Direktur Jamu Jago ini. Tuti langsung membalas, "Jaya di mata saya, adalah orang ajaib. Tukang jamu yang komponis, kartunis, dan manusia penuh kreasi. Saya belum apa-apa dibanding dengan dia." Selesai babak perkenalan ini, Tuti segera diberondong pertanyaan. Tak tanggung-tanggung, datang dari Prof. Dr. Satjipto Rahardjo. "Apa keuntungan yang diperoleh dari bermain film bagi seorang dosen?" tanya guru besar Fakultas Hukum Undip ini. "Wah, ini ujian serius," sahut Tuti. "Kalau saya datang ke tempat orang-orang film, mereka berbisik: Bu Dosen datang, jangan bicara macam-macam. Kalau saya ke kampus, orang nyeletuk: ini dia bintang film kita." Profesor belum puas, dia minta contoh yang lebih nyata. Tuti, dosen Fakultas Sastra UI, tak menolak: "Saya bisa berakting di muka kelas sehingga materi kuliah bisa lebih diperhatikan mahasiswa." Siapa lebih memperhatikan akting Bu Dosen, tentunya itu mahasiswa dengan bakat kritikus, begitu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini