"MENDENGAR lengking dan kokok ayam bekisar di pagi hari, hati ini rasanya sejuk dan membawa kesegaran hidup sepanjang hari. Tanpa kokok ayam, dunia terasa sunyi." Nada puitis ini diucapkan Ismail Saleh, 61 tahun, pemilik beberapa ekor ayam bekisar yang sehari-hari Menteri Kehakiman. Untuk lebih meramaikan dunia, dua ayam bekisar itu diperlombakan pemiliknya Minggu pekan lalu di Cipinang Indah, Jakarta. Tidak terlalu unggul, memang. Tapi Ismail Saleh cukup puas karena kedua ayamnya meraih gelar juara harapan I dan II. Lebih dari itu, ayamnya yang berbulu putih mulus merebut kekaguman karena biasanya ayam bekisar berbulu merah. Hobi baru? "Sudah lama," kata ayah tiga anak ini. Ismail sudah memelihara bekisar sejak menjabat Sekretaris Kabinet, sekitar 10 tahun lalu. Cuma bekisar putih baru dua tahun. Ayam itu diberi nama yang diambilkan dari tokoh wayang. Yang merah, namanya Gatutkaca. Yang putih mulus, Arjuna. Menteri Ismail, yang pernah dijuluki Gareng, mengakui, betapapun sibuknya ia dengan tugastugas, setiap pagi dan sore selalu menengok Gatutkaca dan Arjuna. "Dalam hal perawatan, yang paling penting adalah pendekatannya. Dari situ akan tumbuh getaran tersendiri dan rasa saling menyayangi," ujarnya. Filsafat itu bukan cuma untuk bekisar, tapi juga diterapkan dalam tugasnya selaku petinggi hukum yang erat kaitannya dalam bidang pengawasan. "Dalam bidang pengawasan pun, perlu ada pendekatan yang bisa menumbuhkan getaran," katanya kemudian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini