PANTAS saja ia menang bahkan mengalahkan penyanyi Ivo
Nilakreshna. Sebab Mbah Soerip Suharto (kini 59 tahun) belajar
menyanyi keroncong sejak usia 13 talun. Dan tak lama kemudian
suaranya direkam oleh Odeon dan Delima, "perusahaan Londo
(Belanda -- red)," katanya. Dan di tahun 30-an itu ia pun lantas
terkenal sebagai 'Surip Si Mata Roda' -- karena kerlingan
matanya yang bisa menggoda. Juga karena ia cantik, tentu.
Akhir bulan lalu, sesudah bertahun-tahun tidak menyanyi, ia
muncul sebagai juara pertama dalam Lomba Keroncong Jabotabek
Tempo Doeloe, mengalahkan 53 peserta lainnya. Ibu dari 7 orang
anak yang diperoleh dari Suharto, suaminya -- yang selama ini
memberi les piano, organ dan terompet -- itu memperoleh hadiah
teve berwarna.
Tapi ia lantas mengeluh. Ketika teve itu disetel, "kok warnanya
'ndak ada. Ada hijau-hijaunya, tapi itu ternyata pantulan warna
seng depan rumah," katanya sambil terkekeh-kekeh mempertontonkan
giginya yang tinggal 3.
Selain menyanyi, nenek jebolan kelas 2 SD zaman Belanda itu pada
1942-1944 sudah pula bermain film. Sejak itu lama ia tak muncul.
Baru 1972 ia nongol lagi, antara lain dalam Supir Taxi (1973),
Duo Kribo (1977) dan November 1828 (1978). "Waktu gigi saya
masih utuh, saya menjadi pemain kedua -- misalnya dalam
Panggilan Darah (1942)," katanya. "Sekarang, karena sudah
ompong, jadi figuran saja. Jadi bibi atau mbah," lanjutnya,
tertawa lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini