Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau tidak, bisa cepat marah, ha-ha-ha...,” katanya kepada Tempo setelah konferensi pers Fashion & Culture Festival 2019 di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 25 April lalu.
Miss Indonesia 2009 itu melakoni multicabang, dari fitness, sepak bola, panjat dinding, sampai seni bela diri. Ia rutin berlatih mixed martial arts (MMA)—dengan konsentrasi tinju dan muay Thai—sejak 2014. “Biar lebih fit dan belajar skill juga,” ujar perempuan 32 tahun itu.
Meski tidak mengidam ikut pertarungan, porsi latihan Kerenina tidak beda jauh dari atlet MMA dan kegiatannya itu kerap dibagikan kepada 248 ribu pengikutnya di Instagram. Misalnya saat ia berhasil mematahkan besi dragon dengan sekali tebas, beberapa pekan lalu. “Tapi, sedikit meleset dari otot lengan, jadi memar,” tuturnya, lalu nyengir.
Lalu jurus apa yang menjadi andalannya? Jawabannya bukanlah ilmu sikut ala muay Thai yang bisa bikin gigi lawan rontok, melainkan kabur. “Dalam self-defense, yang paling penting dan pertama kali harus dilatih adalah lari, ha-ha-ha...,” ujar pendiri lembaga donasi Let’s Share itu. “Lebih baik menghindari situasi berbahaya.” Beruntung Kerenina belum pernah menggunakan ajian tersebut.
Vidi Aldiano. TEMPO/Nurdiansah
Guru Biologi
DALAM setahun terakhir, penyanyi Vidi Aldiano menjadi guru. Master lulusan jurusan Innovation Management and Entrepreneurship dari University of Manchester, Inggris, itu tidak mengajar disiplin ilmu yang ia pelajari di kampus, melainkan mengajar biologi. Pria bernama asli Oxavio Aldiano tersebut menjadi guru lewat video yang diunggah di YouTube. “Sudah 24 materi yang gue ajarkan,” katanya, Selasa, 30 April lalu.
Vidi, 29 tahun, menggemari biologi saat masih sekolah. Ia ikut dalam tim olimpiade biologi di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Setelah lulus SMA, ia ingin kuliah kedokteran, tapi orang tua lebih mendukungnya mengambil jurusan bisnis.
Pelantun tembang Nuansa Bening ini bergabung dengan platform tutorial Quipper. Cara mengajarnya berbeda dengan guru di kelas. Vidi mengajarkan materi yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, seperti tentang berapa derajat titik didih air dan mengapa DNA manusia mirip dengan DNA simpanse. Ia menyajikannya dengan tambahan infografis. “Gue dulu enggak dapat yang kayak gini. Gue jadi belajar juga,” ujarnya.
Vidi mendapat tanggapan positif. Banyak penonton videonya mengirim pesan ke akun Instagramnya, terutama mereka yang mengambil jurusan ilmu pengetahuan alam atau akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. “Responsnya luar biasa. Banyak yang bilang ngebantu sekali,” ucapnya.
Maya Miranda Ambarsari. TEMPO/Muhammad Hidayat
Tetap Belanja Offline
SEBAGAI pemilik JD.ID, Maya Miranda Ambarsari tergolong telat mengenal belanja online. “Pertama kali belanja online sekitar dua tahun lalu. Baru banget,” katanya kepada Tempo di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 25 April lalu.
Pembelian perdana Maya adalah perkakas dapur. Awalnya, master bisnis internasional dari Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia, ini kebingungan saat harus mengisi data diri dan lain-lain serta menelusuri kategori barang. “Tapi, setelah tahu, jadi efisien banget,” ujar Maya, 45 tahun. Ibu satu anak ini tidak perlu lagi mengubek-ubek toko langganannya di Kemang, Jakarta Selatan, barang langsung diantar ke rumahnya di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Pengalaman itu sedikit-banyak mempengaruhi langkah pemilik tambang emas Merdeka Copper and Gold ini menyuntikkan dana ke situs belanja online JD.ID—anak usaha JingDong asal Cina—pada awal tahun lalu. Sejak itu, Maya menjadi makin rajin belanja daring, dari memborong sayuran, payung, hingga jam tangan Rolex yang didatangkan langsung dari Paris. Namun bukan berarti hobi belanja offline-nya sirna. “I’m a woman. Pasti suka shopping, ha-ha-ha...,” ucap Maya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo