Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kasus farouk afero

Farouk afero, harus mempertanggung jawabkan ulahnya meninju muka sutradara di malaysia. parfi tak mau bintang film indonesia ada yang sok jago.

9 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tengah protes dan kemarahan orang film terhadap putusan juri FFI 1977 di Kuningan bulan silam, mengapa tidak ada suara Farouk yang terkenal dalam soal protes, misalnya protes gundulnya terhadap bioskop dulu? "Ia lagi kontrak bikin film di Malaysia dengan Sabah Film", kata seorang sutradara. Dan dari Malaysia lama tidak ada kabar mengenai Farouk. Tapi surat kabar mingguan Pos Film, pekan silam menyiarkan berita lengkap dengan tajuk rencana mengenai Farouk Afero. Ternyata di negeri seberang itu Farouk (bekas petinju) tidak hanya melancarkan protes, tapi juga melayangkan tinju ke muka sutradara. Menurut surat kabar pimpinan ketua PWI Harrnoko itu, Farouk melayangkan tinjunya sebagai protesnya terhadap hidangan nasi bungkus yang disediakan untuknya. Tak jelas apakah ia bosan nasi bungkus, mengingat di Indonesia sendiri hingga kini nasibungkus masih merupakan hidangan tetap para artis yang lagi dalam pengambilan. Akibat ulah Farouk tersebut, ia tidak lagi diberi kesempatan mengisi sendiri suaranya dalam film Pendekar yang dibintanginya itu. Ekor peristiwa bahkan lebih panjang. Farouk Afero, yang pernah mendapat peringatan keras dari Parfi lantaran aksi gundulnya, kali ini pun akan diminta organisasi artis itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di Malaysia. "Kita tidak ingin orang Malaysia mempunyai kesan bintang film Indonesia itu sombong dan sok jago", kata seorang pengurus Parfi pekan silam. Chiang Ching, di masa muda memang berparas cantik dengan sedikit poni yang dikeriting dan rambut sepanJang bahu. "Saya senang mengenakan rok", ujar Chiang Ching kepada Roxane Witke. Yang terakhir ini adalah profesor sejarah Cina Modern pada State University of New York di Binghamton, yang telah berhasil menginterviu Chiang Ching selama 60 jam dan bukunya C(mrade Chiang Ching akan keluar pertengahan April ini. "Mengenakan rok itu nyaman untuk musim panas", ucap Chiang Ching seperti dimuat Time. Waktu itu Chiang Ching sedang berada di kebun anggreknya. Mengenakan rok berlengan pendek, potongan kemeja dari sutera polos, ia berkata kepada Witke': "Mengapa anda mengenakan pakaian hitam? Gantilah pakaian yang lebih terang warnanya, sebelum makan malam nanti". Tetapi, juga "jangan dengarkan pendapat orang dan ambillah keputusanmu sendiri. Berpakaianlah yang anda sukai dan dirasa enak dipakai". Nyatanya, Chiang Ching adalan wanita seperti jamaknya wanita di dunia: menyukai baju indah, gemar bunga dan bahkan mengagumi aktris Greta Garbo. "Saya mengaguminya. Apakah dia masih aktif? Kalau anda bertemu dengannya, kirimkan salam saya. Greta Garbo adalah Great Garbo". Pada suatu malam di Kanton, setelah makan malam, Chiang Ching memutar film Queen Christina di mana Greta Garbo pegang rol utama. Film MGM ini dibuat di tahun 1933. Sudah tua, suaranya tidak jelas dan berputarnya juga sudah tidak karuan. Tapi Chiang Ching menyenanginya. "Film-film demokrasi borjuis harus diputar dalam lingkungan tertentu saja", ujarnya. Sebab kalau dipertunjukkan untuk umum, akan mendapat berbagai kritik dan sambutan. "Dan adalah tidak adil, karena Garbo bukan orang Cina". Tidak ada yang tahu bagaimana nasib Chiang Ching kini. Umurnya kini 63 tahun. Dia menikah dengan Mao Tse-tung ketika baru 24 dan Mao 45 tahun. Senang teater dan tari, gemar memotret, menurut Witke, Chiang Ching selalu mengalami keterpencilan, frustrasi dan ketidak-bahagiaan. Pemlainan politiknya yang terakhir tidak dijalaninya sampai puncak. Dirinya tidak pernah diterima khalayak ramai, dan banyak yang menyamakannya dengan isteri seorang kaisar kuno yang gila kekuasaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus