Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sadat mendatangi carter

Presiden mesir, anwar sadat, berkunjung ke washington setelah jerman barat dan prancis. kepada carter ia minta supaya mendesak israel ke perundingan di jenewa.

9 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELEPAS mengunjungi Jerman Barat dan Perancis, Presiden Anwar Sadat berada di Washington pekan ini. Kepala Negara Mesir tersebut adalah pemimpin Arab pertama yang bertemu dengan Presiden Carter sejak yang terakhir ini memasuki Gedung Putih awal tahun ini. Sebelum bertolak dari negerinya, Sadat dikutip sebagai mengatakan bahwa ia ke Washington untuk membeli senjata dan perlengkapan perang lainnya, setelah tidak bisa lagi memperoleh ba rang yang sama dari Moskow. Du Bonn mau pun Paris, Sadat juga beli senjata. Tapi soal yang selalu tidak dilupakan oleh kepala negara Mesir itu adalah konflik Arab-Israel yang hingga kini belum kunjung reda. "Masalah Palestina adalah akar dari konflik itu", begitu Sadat selalu berkata. Maka baik di Bonn mau pun di Paris, Sadat selalu mengajak tuan rumahnya agar ikut memainkan peranan supaya Perundingan Jenewa bisa segera bersidang. Baik Paris mau pun Bonn nampaknya tidak kebe ratan mendukung keinginan Sadat itu. Kendati demikian, pemimpin Mesir itu tahu betul bahwa hanya Washingtonlah yang bisa menggerakkan Israel untuk ikut atau tidak ikut dalam perundingan Jenewa itu. "Israel tidak akan menuju Jenewa tanpa desakan Amerika". begitu kata Sadat di Bonn pekan silam. Tapi apakah Amerika akan mendesak Israel jika PLO masih juga tidak mau mengakui eksistensi Israel? "Sidang Dewan Nasional Palestina di Kairo beberapa waktu yang silam sudah memperlihatkan sikap lunak, janganlah mereka dipaksa lagi", begitu Sadat menjawab pertanyaan wartawan. Sadat begitu bersemangat dan berharap kepada Presiden Carter, sampai ia berkata: "Usaha perdamaian di Timur Tengah sama sekali tidak akan terhalang oleh kegagalan missi Cyrus Vance di Moskow". Seperti diketahui, hubungan Moskow-Washington hari-hari terakhir ini menjadi sedikit tegang lantaran tidak dicapainya kesepakatan antara kedua negara mengenai pembatasan persenjataan antara mereka berdua. Tapi semangat dan harapan yang diperlihatkan Sadat itu tidak melulu miliknya. Timur Tengah - termasuk orang-orang Palestina - memang secara bersama bergembira dan menyambut hangat pernyataan Presiden Carter yang menyebut perlunya "sebuah rumah" buat orang-orang Palestina. "Ini suatu langkah yang maju", komentar Yasser Arafat terhadap pernyataan Carter tadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus