Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Dua Layar, Satu Lapangan

Selain menonton pertandingan timnas Indonesia melawan Myanmar di Piala AFF, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memantau laga Thailand versus Vietnam lewat gawai.

16 Juli 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memantau pertandingan Thailand versus Vietnam lewat gawainya.

  • Pertandingan timnas Indonesia versus Myanmar di Piala AFF bersamaan dengan laga Thailand lawan Vietnam.

  • Meski menang telak 5-1 atas Myanmar, Indonesia gagal lolos ke semifinal Piala AFF U-19

MOCHAMAD Iriawan hadir di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad, 10 Juli lalu, dengan tegang. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini menyaksikan laga penentuan tim nasional Indonesia untuk maju ke semifinal Piala AFF U-19 melawan Myanmar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun laga malam itu sungguh berbeda. Selain harus menang, timnas Indonesia bergantung pada hasil pertandingan Vietnam melawan Thailand yang digelar pada waktu bersamaan untuk memastikan kelolosannya. “Saya yakin kita menang, dan semoga Thailand melawan Vietnam bermain fair,” kata pensiunan jenderal polisi bintang tiga ini kepada Tempo sesaat sebelum pertandingan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah wasit meniup peluit kick-off, mantan pelaksana tugas Gubernur Jawa Barat ini kian tegang. Selain sibuk menyemangati timnas Indonesia yang berlaga di lapangan, dia menyimak pertandingan Vietnam versus Thailand lewat gawainya. Saat jaringan Internet ngadat, alumnus Akademi Kepolisian 1984 ini menggunakan telepon selulernya untuk mengecek skor. Sesekali dia memanggil anggota stafnya untuk menanyakan skor pertandingan. “Nasib kita tergantung, mereka main serius atau tidak.”

Kendati menang dengan skor telak 5-1 atas Myanmar, Indonesia gagal lolos karena Vietnam dan Thailand bermain imbang 1-1. “Anak-anak bermain sangat bagus, dan hormat yang besar saya untuk timnas Indonesia,” ujar Iwan Bule—panggilan akrab pria kelahiran Jakarta, 31 Maret 1962, itu. Di ruang ganti, dia memeluk satu demi satu pemain timnas Indonesia sambil membesarkan hati mereka.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus