Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Musik dan Depresi

Laura Sekarputri pernah mengalami depresi dan pulih setelah mendengarkan musik. Ia mempelajari musik sebagai terapi.

30 Januari 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Laura Sekarputri, musisi. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI kebanyakan orang, musik adalah sekadar media hiburan. Tapi tak demikian untuk musikus Laura Sekarputri. Buat dia, musik juga menjadi terapi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laura, yang menjadi terapis musik di Amerika Serikat, mulai mendalami musik sebagai terapi saat kuliah di Berklee College of Music, Boston, Massachusetts. Semula ia berniat menjadi komposer. Tapi, pada musim dingin di awal tahun perkuliahan, ia menderita depresi sehingga harus cuti dan pulang ke Tanah Air.

Ia banyak mendengarkan musik selama memulihkan diri. “Saya merasa terbantu dengan musik,” katanya dalam acara di Instagram Live bersama Cantika.com, media online di bawah Tempo Media Group, Jumat, 1 Januari lalu. Ia lalu mempelajari musik sebagai terapi dan lulus pada 2019.

Menjadikan musik sebagai terapi, dia menjelaskan, tak sekadar memperdengarkan alunan melodi kepada pasien. Di Amerika, terapi musik biasanya dilakukan secara live, yakni terapis memainkan alat musik atau bernyanyi bersama pasien. Seorang profesional antara lain akan mencocokkan musik dengan keadaan pasien secara personal, seperti denyut jantung, kondisi psikologis, dan lagu yang disukai. “Musik itu sangat subyektif,” ujar anggota duo ImpromToo tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi pasien stroke, yang cara berjalannya kurang teratur, misalnya, terapis akan memanfaatkan irama musik untuk membuat pasien berjalan. Pelan-pelan tempo musik ditingkatkan agar kemampuan berjalan lebih terasah. “Biasanya dengan musik akan lebih cepat proses (penyembuhannya) karena ada stimulasi,” tutur Laura, yang menyutradarai video musik “Over the Rainbow x Laskar Pelangi”, yang menggabungkan lagu tema The Wizard of Oz (1939) dan Laskar Pelangi (2008). Video yang diunggah di YouTube pada Juni 2020 itu telah ditonton lebih dari 20 ribu kali.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus