Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI tengah kesibukan berlatih dan bertanding, sejumlah atlet meluangkan waktu untuk menggalang dana publik. Donasi yang terkumpul digunakan untuk berbagai keperluan. Pebulu tangkis tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, misalnya, mengumpulkan dana untuk pembangunan gereja di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Bersama pacarnya yang seorang penyanyi, Mikha Angelo, Gregoria menggalang donasi melalui Kitabisa.com sejak 28 Desember 2020 hingga pertengahan Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juara dunia junior 2017 itu berharap dapat mengumpulkan dana hingga Rp 400 juta untuk membiayai renovasi rumah ibadah milik jemaat Gereja Kristen Indonesia Sumba tersebut. Ia memilih mengumpulkan donasi secara daring agar dapat menjangkau banyak pihak yang ingin membantu. “Aku ingin sekali bisa berbagi banyak berkat untuk banyak orang,” ujar pemain yang akrab disapa Jorji itu, Jumat, 8 Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini kedua kalinya Gregoria, 21 tahun, menghimpun donasi melalui situs urun dana dan donasi (crowdfunding) tersebut. “Sebelumnya aku dan keluarga lebih sering memberikan secara langsung,” kata pemain peringkat ke-21 dunia itu.
Pada Mei 2020, Gregoria menggalang dana bagi warga kurang beruntung di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Saat itu ia berhasil mengumpulkan Rp 3.849.008. Dana tersebut digunakan untuk membeli bahan kebutuhan pokok dan disalurkan kepada masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Puspa Arumsari. instagram.com/arumdara
Melalui situs urun dana yang sama, atlet pencak silat putri, Puspa Arumsari, 27 tahun, beberapa kali menggalang donasi untuk kelompok masyarakat yang membutuhkan. Pada Mei 2020, misalnya, ia menghimpun dana untuk membeli kaki palsu buat teman daksa—sebutan bagi penyandang tunadaksa. Saat itu ia mengumpulkan Rp 1.053.921 dari target Rp 200 juta. “Memang tidak mencapai target,” ucap Puspa, Senin, 25 Januari lalu. Ia mengatakan donasi tidak hanya disalurkan buat teman daksa, tapi juga untuk membeli bahan kebutuhan pokok bagi anak yatim-piatu.
Sebulan kemudian, peraih emas nomor seni tunggal putri Asian Games 2018 itu menghimpun dana untuk melawan dampak pagebluk. Ia berkolaborasi dengan sejumlah pesohor dan atlet lain, seperti penyanyi Mohammad Istiqamah Djamad alias Pusakata, aktor dan penyanyi Esa Sigit, serta atlet wushu Edgar Xavier Marvelo.
Dana yang terkumpul dari acara itu digunakan untuk membeli alat pelindung diri bagi tenaga medis dan biaya penyemprotan disinfektan di rumah ibadah. “Saya memang suka aktivitas kerelawanan sosial dan itu dari hati saja,” tutur Puspa, yang mengaku tidak bergabung dalam organisasi atau komunitas relawan tertentu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo