Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA yang menyita perhatian Dea Panendra belakangan ini. Peraih Piala Citra 2018 kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik itu sedang menggandrungi bahasa Korea. Ia pun mempelajari aksara Hangeul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dea tertarik mempelajari bahasa Korea lantaran penasaran saat menonton salah satu film Korea yang berkisah tentang sejarah lahirnya Hangeul. Abjad Hangeul diciptakan Raja Sejong yang Agung ketika Dinasti Joseon berkuasa pada 1443.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dea, 29 tahun, sang Raja dalam film itu berujar bahwa mempelajari bahasa Korea hanya membutuhkan beberapa malam. “Akhirnya aku cari tahu di YouTube dan ternyata memang semudah itu,” kata Dea, 5 Februari lalu.
Dea mempelajari penulisan aksara Hangeul lewat sebuah konten YouTube yang berdurasi dua jam. “Aku mengikutinya penuh. Dalam tiga hari, aku bisa membaca tulisan Korea, hanya belum tahu artinya,” ucapnya.
Kecintaan pada bahasa membuat Dea kerap mempelajari hal baru. Saat duduk di bangku sekolah menengah atas, ia sempat mendalami bahasa Jepang. Dea juga menggemari dialek berbagai bahasa daerah sehingga saat memerankan Novi dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ia begitu luwes berbicara layaknya orang yang lahir dan besar di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Dea menilai bahasa Korea jauh lebih mudah dipelajari ketimbang bahasa Jepang. Kini, setelah cukup lancar menulis dan membaca huruf Hangeul, ia memasang target bisa memahami makna bahasa Negeri Ginseng tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo