NYONYA Siti Hediati Hariyadi Prabowo, 26, putri - keempat Presiden Soeharto, sejak 9 April lalu berhak memakai S.E. (Sarjana Ekonomi) di belakang namanya. Diuji selama dua setengah jam di ruang ujian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, Titiek, demikian panggilannya sehari-hari, dinyatakan lulus dengan nilai B - antara angka 7 dan 8. "Semula Titiek kelihatan takut tidak lulus. Tapi setelah di ruang ujian, apa yang ditanyakan ternyata dijawabnya semua dengan lancar," kata Drs. Tubagus C Amachi, pembimbing Titiek. Cukup beralasan bila Titiek cemas tidak lulus. Ketika duduk di tingkat IV, ia sempat dua kali tidak lulus ujian Hukum Perpajakan. Nilainya: lima. Baru setelah belajar ekstra untuk hukum perpajakan itu, ia dinyatakan lulus dengan nilai tujuh. Skripsi Titiek, yang didasarkan pada penelitian di sebuah perusahaan multinasional di bidang jasa, digarapnya dalam tempo setahun - itu pun di selasela melahirkan dan mengurus anak. Pada kata pengantar skripsinya yang berjudul Suatu Tinjauan terhadap Masalah Penyajian Laporan untuk Kebutuhan Pajak Penghasilan 1984, Titiek selain mengucapkan terima kasih kepada pembimbingnya, juga kepada "Bapak dan Ibu serta suamiku tercinta" tanpa menyebut nama mereka. Ahad pekan lalu, selamatan kecil diselenggarakan di kediaman Presiden di Jalan Cendana, Jakarta. Esok harinya, Titiek berangkat ke AS, menyusul suaminya, Kapten Prabowo Sumitro, perwira Kopassandha, yang lagi tugas belajar di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini