Makalah untuk seminar

SI burung camar Vina Panduwinata, 28, ternyata tak cuma bisa cuap-cuap. Ia pun bisa pula membuat makalah untuk seminar yang serius, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu pekan lalu. Mengenai burung camar? Bukan. Ini seminar musik untuk kaum remaja yang diselenggarakan "Sahabat Remaja", sebuah biro konsultasi khusus untuk remaja di Jakarta. Makalah Vina menarik karena ia juga menyinggung soal kutu busuk. Binatang apa ini? Wow, ternyata bukan sejenis kutu loncat. Tapi, perumpamaan tentang penyanyi-penyanyi Indonesia -- teman Vina juga, ya -- yang punya sikap tertutup dengan bangsa lain. Kalau penyanyi itu mengikuti kontes di luar negeri, kata Vina, mereka hanya berkumpul dengan sesama peserta dari Indonesia saja. "Padahal justru di kontes internasional itulah kita bisa bertukar pikiran dan tukar pengalaman dengan bangsa lain yang lebih maju," tulis Vina dalam makalah berjudul "Sebuah Teknik Menjaring Massa". Makalah ini dibuat Vina berdasarkan pengalamannya "Ketika saya mengikuti festival di Tokyo, saya paling cerewet," katanya. Cerewet itu bukan berarti cengengesan, tetapi kasak kusuk menimba pengalaman dari penyanyi lain. Hasil cerewet itu ada. "Saya 'kan menyabet Kawakami Prize dalam Festival Pop Song, 1985, lewat lagu Burung Camar, yang terkenal itu." Peserta seminar, yang memang kebanyakan remaja, cuma manggut-manggut. Agar mereka tak mengantuk, usai membaca makalah itu, Vina langsung menuju organ, yang entah kebetulan atau disengaja disediakan panitia. Vina menekan toets, dan keluarlah lagu Lady Valentine dari bibirnya.