Melepas dubes jepang

BANYAK mobil bernomor D kecil dan berpelat diplomatik kedubes Jepang yang parkir di depan rumah Irjenbang Soedjono Hoemardani di Jalan Diponegoro 61, Jakarta, pekan lalu. Pesta ulang tahun yang empunya rumah? Bukan. Karena pesta pada 20 Desember malam itu tiga hari sebelum Soedjono memasuki usia 65 tahun. Dan yang punya gawe malam itu bukan cuma Soedjono dan istri, tapi juga Prof. Dr. Widjojo Nitisastro dan istri, serta Ny. Wastoeti Ali Moertopo. Pesta bersama dengan undangan terbatas itu adalah untuk melepas dubes Jepang Toshio Yamazaki dan istri. "Saya merasa tugas yang baru dua setengah tahun di Indonesia amat singkat," kata Dubes Yamazaki. Ia tak lupa memuji jasa-jasa Soedjono, Widjojo, dan Almarhum Ali Moertopo - tiga warga negara Indonesia yang menerima Bintang Kelas I Harta Suci pemerintah Jepang. Soedjono, dulu aspri presiden, dipandang sebagai pembuka jalan hubungan ekonomi Indonesia - Jepang, yang pada awal Orde Baru membawa surat kepercayaan Presiden Soeharto pada PM Eisaku Sato. Kemudian Prof. Widjojo datang membeberkan penjelasan teknis ekonomis tentang bantuan dan kerja sama ekonomi kedua negara. Sedangkan Ali Moertopo, perintis Seminar Indonesia - Jepang, dianggap berJasa dalam memperkukuh dan mengembangkan hubungan kedua negara.