SINUHUN Paku Buwono XII ikut memadamkan kebakaran hutan?
Begitulah ceritanya, dengan bantuan pusaka Keraton Solo, berupa
dua senjata tajam yang disebut Kiai Singkir dan Kiai Liris.
Ceritanya bermula ketika hutan di puncak Gunung Lawu, sekitar 50
km dari Solo, 19 Oktober lalu terbakar. Yang ikut sibuk antara
lain kelompok RAP cabang Solo, dan kebetulan KGPH Hangabehi,
putra tertua Sinuhun PB XII itu, salah seorang anggotanya.
Entah melihat usaha pemadaman masih jauh dari cukup, teman-teman
Hangabehi menganjurkan kepadanya agar minta tolong kepada
ayahnya. Ngabehi ngebut ke Solo menemui ayahnya.
Alkisah, di daerah Argosari, dekat lokasi hutan terbakar,
Sinuhun berhenti. Lantas bersamadi sekitar 15 menit, mencoba
mengadakan hubungan batin dengan Kiai Liris dan Kiai
Singkir--kedua pusaka ini tabu bila dibawa keluar dari keraton.
Percaya atau tidak, "api perlahan-lahan mengecil untuk akhirnya
padam," kata Ngabehi.
Masih tebal kepercayaan di kalangan kerabat Keraton Solo, bahwa
Kiai Singkir sanggup menolak marabahaya, dan Kiai Liris bisa
mendatangkan hujan, atau paling sedikit udara dingin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini