PAIMO, pelawak berusia 46 tahun itu, sejak Agustus lalu pergi
dari induknya, rombongan panggung Srimulat. "Saya sudah nggak
cocok di sana," katanya.
Di Srimulat--yang digelutinya sejak 1963--penghasilannya setiap
malam tak lebih dari Rp 2.500. Kalau main di luar kota ia
memperoleh dua kali. "Tapi," katanya sedih "saya jarang diajak
main ke luar kota."
Tahun lalu, diam-diam ia menerima kontrak menyanyi dari suatu
perusahaan kaset sebesar Rp 2 juta. Dengan uang itu ia bisa
pindah dari kamar 3 X 6 meter--jatah anggota Srimulat--dan
mengontrak sebuah rumah di Jedong, Surabaya, Rp 250 ribu per
tahun. Di situ Paimo tinggal brsama 13 anota keluarganya,
istri dan anak-anaknya, orang tua dan pembantu. "Kalau tetap di
Srimulat, mana mungkin. Kecuali kalau saa dibzyar Rp 10 ribu
tiap malam. "
Ia memang sudah memiliki grup sendiri, diresmikan 13 Agustus
'Paimo Grup'. Sekali main rata-rata Rp 150 ribu. Pada 9
anggotanya Paimo bisa memberi masing-masing Rp 15 ribu.
Walau begitu, katanya, "kalau grup saya terkenal, asal-usul saya
pasti akan dikenang juga," katanya. Maksudnya Srimulat.
Di lain pihak para pengurus Srimulat membiarkannya keluar. Dan
Teguh, bos tertinggi yang sedang di Solo, tak berkomentar apa
pun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini