RUDY Hartono Kurniawan, Ade Chandra, Imelda Wiguna dan (suaminya) Ferry Kurniawan tetap menggebu. Sekali ini tanpa raket. Dalam acara Pekan Pantekosta di Gereja Kristen Indonesia Gunung Sahari, Jakarta, pekan lalu, misalnya, secara berturut-turut mereka tampil sebagai pemberi kesaksian. "Saya mengenal agama Kristen sejak kecil," Rudy, 34 tahun, mulai bertutur, "tapi saya berdoa hanya kalau menghadapi pertandingan." Sidang jemaat tertawa. Ayah dua orang anak itu mengaku dengan berbagai prestasi dan penghargaan, beberapa waktu ia tenggelam ke dalam keduniawian. Tapi maestro bulu tangkis itu segera menambahkan: "Sampai suatu ketika putri kedua saya ditimpa penyakit menyebabkan matanya hampir buta." Di tengah kebingungan, katanya, seseorang menyadarkan, bahwa ada kekuatan yang lebih dahsyat, yaitu Tuhan. "Dan memang, Tuhanlah akhirnya yang menyembuhkan anak saya." Menurut Ketua Bidang Pembinaan PBSI itu, sejak itu ia berusaha mengetuk hati tiap orang, terutama melalui kesaksian-kesaksian. Ke mana pun pergi, Rudy kini selalu membawa Alkitab yang penuh coretan stabilo. "Meskipun saya nggak punya bakat jadi pendeta," tambahnya. Memang, sejak setahun lalu Rudy menyediakan rumahnya untuk tempat Persekutuan Doa, "dengan mengajak rekan-rekan di dunia bulu tangkis". Ajakan Rudy tak percuma. Hari berikutnya, 18 Mei, di gereja sama dan dalam acara serupa, tampil berturut-turut memberi kesaksian pula Ade Chandra, pemain ganda itu dan pasangan campuran, Imelda Wiguna dan Ferry Kurniawan. "Ketika ayah sakit keras, kami sekeluarga masih menyembah berhala," ungkap Ade. Sang ayah tak tertolong. Tapi ketika anaknya sakit, Rudy Hartono muncul dan "mengajak ke jalan Tuhan". Tak lama setelah mereka sekeluarga sadar, anaknya pun sembuh. Kata Ade, "saya baru dua bulan enam belas hari dalam Kristen." Pengalaman Imelda dan suaminya tak jauh berbeda. Tapi semuanya cukup mempesona hadirin yang ingin memperteguh iman masing-masing dengan bukti yang dituturkan langsung oleh para saksi. Puji Tuhan!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini