EL Manik, 34 tahun, pernah sesumbar: yakin bakal dapat Piala
Citra dalam FFI 1983. Namun sesaat sebelum pengumuman final,
bintang utama 'Titian Serambut Dibelah Tujuh' itu mencoba lebih
rendah hati. "Bintang pemenang Citra, paling-paling lebih hebat «
point dari yang masuk nominasi. Nah, itu saja sudah prestasi,"
ujarnya sambil melahap paha ayam di Hotel Danau Toba, Medan.
Namanya memang masuk nominasi sebagai aktor terbaik, tapi dalam
pengumuman Sabtu malam lalu, ia tidak mendapat apa-apa.
Anak ketiga dari empat bersaudara ini, lahir di Bahorok Langkat
-- 120 km dari Medan. Pernah meraih Citra untuk pemain pembantu
terbaik dalam 'Nopember 1828'.
Orang film mengenal El Manik sebagai pemain bawel. Dia suka
mengubah-ubah dialog. Misalnya, ketika dapat peran sebagai orang
Jepang dalam film 'Lebak Membara'. Ia tak begitu saja menelan
teks. "Saya bawa semua dialog itu ke Pusat Kebudayaan Jepang.
Saya minta mereka menerjemahkan dan mengucapkannya dalam bahasa
Jepang," Manik bercerita. "Saya rekam, dan saya pelajari. Lantas
saya tiru." Itu pula yang dilakukannya ketika main untuk
'Fatimah'. Melihat getolnya El Manik mengganti-ganti dialog,
sutradara Syuman Jaya pun kesal: "Terserah ente deh, Manik."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini