MARIBETH B. Pascua, penyanyi asal Filipina yang cepat beken di sini setelah menyanyikan Denpasar Moon, pekan lalu meninggalkan Indonesia sambil menangis. Apa yang terjadi dengan dia? Kecewa? Menjelang tahun baru lalu, Maribeth memang punya masalah kecil. Sebuah koran menulis, penyanyi imut-imut ini dibayar Rp 12 juta untuk menyanyi di Studio East Disco, Surabaya. Petugas imigrasi pun datang ke hotel tempatnya menginap karena kalau itu terjadi berarti melanggar peraturan. Runyamnya, paspor asli Maribeth dibawa oleh manajernya ke Jakarta. Di Studio itu Maribeth memang menyanyi. "Aduh, itu sama sekali bukan konser. Saya hanya nyanyi lagu Denpasar Moon saja untuk promosi album," katanya lewat telepon kepada Indrawan dari TEMPO. Lagu itu juga dibawakannya sekali di Hard Rock Cafe, Jakarta. Selebihnya, ngobrol jumpa fans lewat stasiun radio, di Bandung, Semarang, Yogya, Solo. Di Malang, ia hanya siaran per telepon. Untunglah, semuanya bisa jernih. Studio East mengaku tak keluar sepeser pun biaya untuk penampilan Maribeth. Manajer penyanyi ini pun tak bermaksud menampilkan dia dalam show komersial. Pihak Imigrasi lalu menegaskan Maribeth hanya tampil promosi. "Untuk itu pun dia punya izin dari aparat keamanan setempat," kata Humas Ditjen Imigrasi, Hario Subayu. Jadi, persoalan selesai. Tapi, kenapa kamu menangis, Mary? "Setiap kali saya mendengar kalimat-kalimat lagu Denpasar Moon dalam bahasa Indonesia dan Sunda, saya terkenang keramahan teman-teman di Indonesia," katanya. Rupanya, pemenang Voice of Asia yang dikontrak pabrik Sony ini akan meluncurkan terjemahan Denpasar Moon dalam bahasa Indonesia dan Sunda. Dan, pekan ini dia akan menggebrak Concert Hall 21 Jakarta untuk konser sesungguhnya. Acaranya dicari, "Pas ulang tahun ke-21 saya, 14 Januari," suara Maribeth gembira lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini