Menerjemah puisi amerika

MENERJEMAHKAN puisi Amerika bagi penyair Taufiq Ismail, 54 tahun, bak berdiskusi dengan para penyair itu sendiri. Salah seorang yang sangat dikaguminya adalah Walt Whitman. "Bagi saya, Whitman adalah bapak penyair Amerika, katanya. Taufiq memang tidak asing dengan sajak-sajak Amerika, karena penyair asal Minang ini pernah mengecap pendidikan setingkat SMA selama satu tahun di Whitefish Bay High School, Milk waukee, Winsconsin, dalam program pertukaran pelajar AFS (American Field Service). "Di masa SMA itu saya jatuh cinta pada sajak-sajak Amerika. Bagi saya, Amerika seperti sebuah belanga besar yang masakannya terdiri dari berbagai campuran. Begitu banyak macam sajak yang dihasilkan penyair Amerika, yang bertema menentang perang, politik, agama, dan sebagainya," katanya. Maka, setelah meminta pensiun dini dari perusahaan PT Unilever, ia mendaftarkan diri untuk beasiswa Fulbright guna menerjemahkan puisi-puisi Amerika. Ketekunan Taufiq berkutat dalam proses penerjemahan ini tidak main-main. Buku referensi yang digunakannya sebanyak 250 buah sampai, "Tempat tinggal saya seperti kapal pecah," katanya.