Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Merasa cukup bahagia

Ingrid bergman, 65, menerbitkan riwayat hidup yang di tulisnya bersama alan burgess: "ingrid bergman, my story". kini ia merasa cukup bahagia dan karirnya sudah selesai.

1 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JANDA berusia 65 tahun Ingrid Bergman, baru-baru ini menerbitkan riwayat hidup yang ditulisnya bersama Alan Burgess, Ingrid Bergman, My Story. Itu, katanya, karena terdorong oleh perkataan anak lelakinya, Roberto Rossellini (30 tahun), pengusaha real estate di Monte Carlo yang pernah dlgosipkan pacaran dengan Putri Caroline dari Monaco. "Ibu," kata si buyung, "sadarkah ibu bahwa jika kelak ibu meninggal, masyarakat akan bercerita macam-macam tentang kehidupanmu berdasar gosip dan desas-desus? Dan anak-anakmu tentu tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak pernah tahu kehidupan ibu yang sebenarnya." Tapi dalam buku itu sang ibu tetap saja menyembunyikan--terutama--kehidupan seksnya bersama pacar-pacar yang bukan suaminya--berbeda dengan otobiografi kebanyakan bintang film la hanya menyebut pernah "jatuh cinta" pada juru potret Robert Capa yang tewas di Vietnam 1954. Lalu ia pun "cinta" pada Victor Fleming yang menyutradarai film besar yang diperaninya, Joan of Arc (1948). Yang agak jelas hanya tentang kawin-cerainya yang resmi. Bintang film kelahiran Swedia dan pemenang hadiah Oscar 3 kali itu tahun 1949 meningTgalkall suami (dr. Peter Lindstrom) dan anak perempuannya (Pia) Ia pergi ke Italia bersama Roberto Rossellini yang menyutradarainya dalam film Stromboli. Pasanan itu mendapat seorang anak (Roberto Rossellini juga namanya) sebelum resmi menikah. Sesudahnya mereka memperoleh anak perempuan kembar (Isabella dan Ingrid). Lantas bercerai, dan sang janda kawin lagi dengan Lars Schmidt, produser teater. Cerai lagi. Sekarang janda itu merasa cukup bahagia dan sering mencngok keempat anak yang telah memherinya 3 orang cucu itu. "Karir saya sudah selesai," katanya. "Saya tidak ingin apa-apa lagi. Adalah baik untuk berhenti pada saat kita sudah di puncak," lanjutnya. "Buat apa kita menggelinding ke bawah -- hanya karena ingin tetap main film? "

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus