Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Mereka perlu hidup

Teddy asikin natanegara, 47, pangdaeral iii, 2/3 masa dinasnya dilewatkan di lautan. kasihan terhadap penyelundup teri. mereka perlu hidup, tapi tetap salah. bagi penyelundup kakap tidak ada maaf.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAKSAMANA Pertama Teddy Asikin Natanegata lahir di Sukabumi, 47 tahun lalu. Lulusan Den Helder Belanda tahun 1954, Teddy kemudian mendapat pendidikan militer laut di berbagai negara. Tahun 1959 mengikuti pendidikan kapal selam di Polandia. Tahun 1961 dikirim ke Rusia untuk belajar jadi komandan kapal selam. Tahun 1968 ke Amerika Serikat. Dan dua pertiga masa dinasnya di Angkatan Laut dilewatkannya di lautan. Teddy pernah pula jadi komandan kapal-kapal selam KRI Cakra dan KRI Tri Sula. Dia pula yang memimpin Skwadron 41 kapal selam, dan terakhir jadi Pangdaeral II yang menguasai lima wilayah perairan propinsi -- selama 2 tahun 2 bulan dan 15 hari. Di Kepulauan Riau, Teddy dianggap sebagai pimpinan yang punya rasa belas kepada penyelundup teri. ("Salah sih salah, tapi mereka perlu hidup," demikian dia berujar) tapi tidak ada ampun dan maaf bagi penyelundup kakap. Dia kini dipindahkan ke Jakarta jadi Pangdaeral III. Di Gelanggang Remaja Jakarta Utara, untuk sekalian pesta perpisahan buat Pangdaeral III yang lama (Laksa Prasodjo Mahdi), Teddy memperkenalkan isterinya yang dokter. Ieluaran Erlangga. "10 tahun isteri saya belajar ilmu kedokteran, baru tamat" kata Teddy. "Maunya dia jadi spesialis tapi karena mengikuti saya terus niatnya tidak pernah kesampaian." Teddy, yang selalu marah kepada para perwira AL sekarang yang berdandan sepatu tinggi dan ikat pinggang lebar, punya sepasang anak laki perempuan. Teddy tetap beragama Islam. Isterinya, Indriani (anak Prof. Inkiriwang) beragama Protestan. Kedua anak mereka turut agama sang ayah. Sebelum dengan Indriani, Teddy mempunyai isteri lain. Rupanya sang isteri tidak tahan ditinggal melaut. Wanita itu adalah Sitawati Sudjono, yang ayahnya nanti akan jadi saksi utama dalam perkara Sawito.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus