Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tharisa Dea biasa mengikuti sunmori sejauh 30 kilometer bersama rekannya dari Bawen menuju Kopeng.
Saat ini Tharisa Dea memiliki dua sepeda motor besar, yaitu Kawasaki Ninja 250FI dan Kawasaki KLX 150.
Tharisa Dea mengumpulkan uang hadiah dari sejumlah kejuaraan untuk membeli sepeda motor besar.
ATLET wushu putri, Tharisa Dea Florentina, memiliki kegemaran memacu sepeda motor gede atau moge. Tharisa kerap menyalurkan hobinya itu dengan mengikuti kegiatan Sunday morning ride atau sunmori di kawasan Semarang, Jawa Tengah. Salah satu rute favoritnya adalah jalur dari rumahnya di Bawen menuju kawasan wisata Kopeng sejauh 30 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Biasa berangkat siang sama teman-teman. Bisa sampai sekitar 30 menit,” kata atlet peraih medali perunggu Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 ini kepada Tempo, Kamis, 20 Oktober lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan kelahiran 1 Februari 2001 ini memiliki dua moge yang biasa digunakan, yaitu Kawasaki Ninja 250FI dan Kawasaki KLX 150 cc. Dia mengatakan mulai melirik hobi yang cenderung terkesan maskulin ini saat masih kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri Semarang. Saat itu Tharisa kerap melihat sejumlah anak muda Semarang berkonvoi keliling kota dengan menunggangi sepeda motor besar.
“Saya jadi ingin ikut. Saat itu juga saya sering menjadi juara ketika ikut kejuaraan wushu. Hadiahnya lalu dikumpulkan untuk beli motor,” ujar mahasiswa Universitas Negeri Semarang ini.
Tharisa pun mulai memiliki sepeda motor pribadi pada 2017. Saat itu dia berhasil meraih medali perunggu dalam Kejuaraan Asia Wushu Junior kelas 52 kilogram di Gumi, Korea Selatan.
Uang hadiah dari kejuaraan itu menjadi modal membeli moge jenis Kawasaki R15. Bahkan pada tahun berikutnya dia membeli sepeda motor Honda CBR 150R. “Tahun 2019 saya beli Kawasaki Ninja 250 FI dan KLX,” tutur Tharisa.
Selain mengikuti sunmori, Tharisa mengatakan kerap menggunakan moge untuk berkeliling Kota Semarang seorang diri. Biasanya dia memacu sepeda motornya tersebut di sela jadwal latihan wushu. “Tidak terlalu sering karena jadwal latihan wushu padat," ujar peraih medali perak di Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2018 di Brasil ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo