Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Nano Riantiarno

Wayang Gado-gado

2 Agustus 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUTRADARA Nano Riantiarno, 55 tahun, berobsesi menjadi Mpu Tantular, yang berani memodifikasi epos Mahabharata dari India menjadi karya beratmosfer Jawa. "Kalau para penulis dan dalang abad ke-9 bisa bereksperimen, kenapa saya tidak?" tanya Nano. Dengan mengawinkan wayang Jawa dengan wayang Prancis, jadilah lakon Republik Togog. Sebuah eksperimen yang merepotkan, tentunya. Agar tampil sempurna, Nano harus meresapi kebudayaan suku-suku di Indonesia dan mancanegara selama tiga dasawarsa. "Juga tiga bulan riset pustaka secara serius."

Maka jadilah pertunjukan "gado-gado" etnis yang membuat penonton tak beringsut dari kursinya. Betapa tidak? Cornelia Agatha, yang berperan sebagai Parwati, mengenakan makuta Jawa dengan pakaian ala Prancis berbahan separuh batik. Ada pangeran berkostum bak Napoleon Bonaparte, dan Gatot Kaca yang berbahasa Batak bermakuta gaya Deli. Meski ditepuki penonton, Nano masih gundah dan mengaku belum sesempurna Mpu Tantular. "Saya baru puas setelah dikritik para ahli, pers, dan penonton," kata Nano kemudian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus