Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa target kunjungan Anda?
Saya ingin tahu bagaimana reformasi bermula. Saya amat mengagumi keberanian dan pengorbanan anak-anak muda Indonesia.
Bagaimana dengan pemuda di Malaysia?
Mestinya mereka menyokong reformasi. Mereka adalah pemimpin masa depan. Cuma, mereka kurang bisa bergerak karena aturannya begitu keras.
Di kampus, Anda punya kawan seide?
O, banyak. Tapi, jujur saya katakan, mereka ada pula yang takut, terutama yang di golongan ekonomi tinggi. Betul, ini serius. Mereka sudah terbiasa dengan posisi di middle class.
Apa tidak merasa kehilangan masa remaja dengan aktif berpolitik?
Masa yang indah, wow (Nurul tersenyum). Tapi ini pasti ada hikmahnya. Dan nyatanya saya lebih satisfied.
Pergaulan dengan teman-teman tidak terganggu?
Memang tidak bisa seperti dulu lagi. Tapi saya tidak merasa tersisihlah. Kalau ada waktu, mereka ada juga yang datang melawat ke tempat saya. Tapi ada juga yang takut mau datang.
Kalau hubungan dengan pacar?
(Nurul tersipu). O, tidak, saya tidak ada kekasih saat sekarang. Itu tidak prioritas bagi saya. Adik saya ada lima orang banyaknya.
Bukankah Anda mengatakan alangkah indahnya kalau cinta dan perjuangan menyatu dalam satu waktu?
Ah, enggak bagus ini, ha-ha-ha…. Janganlah saya diejek. Itu kan pengalaman ayah dan ibu saya. Saya hanya bercanda waktu cakap itu. Tak seriuslah. Memang indah kalau keduanya bisa menyatu, tapi janganlah saya dibawa-bawa, please.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo