DI tengah protes mahasiswa soal NKK/BKK, Menteri P&K Dr. Daoed
Joesoef sempat juga mengadakan pameran lukisan di Museum Pusat,
Jakarta, 26 November - 16 Desember. Tidak sendirian. Sri
Sulaksmi Damayanti, 16 tahun, putrinya, ikut memamerkan sekitar
30 lukisan masa kanak-kanaknya. Juga Ny. Sri Soelastri SH,
istrinya, yang memamerkan 6 karya sulaman. Daoed sendiri
menampilkan sekitar 90 karya -- kebanyakan sketsa yang dibuatnya
waktu Perang Kemerdekaan dulu.
"Di Museum Pusat, gratis. Itulah sebabnya kenapa saya memilih
tempat itu," ujar Daoed. Sebelumnya dia telah meminta orang
mengecek berapa sewa tempat pameran iain, misalnya salai Seni
Rupa Jakarta. "Ternyata saya harus membayar limapuluh ribu
rupiah. Saya tidak punya uang," katanya. Untuk mendandani
sketsa-sketsanya saja, yang sudah lusuh, dengan memberi kaca dan
pigura, dia mengaku telah menghabiskan hampir Rp 80 ribu.
Sketsa-sketsa itu, karena dibuat dengan bahan yang mudah rapuh
-- sebab dulu tak ada kertas bagus misalnya -- makin lama makin
rusak. Karena itu, "sebelum hancur saya ingin menunjukkannya
pada masyarakat." Juga dia mengharap bisa bertemu kawan-kawan
seperjuangannya dulu.
Dalam katalogus, misalnya pada sketsa No. 5 yang berjudul
Komandan Sulimin, di bawah judul itu Daoed menulis: "Di mana
anda sekarang?" Tapi tak satu pun lukisan yang dipamerkan akan
dijualnya. "Semuanya dokumentasi pribadi," katanya. Dan dia
mengharap para kritikus senirupa memaklumi bahwa "nilai
dokumentasinya mungkin lebih tinggi dari nilai seni lukisnya."
Hadir pada pembukaannya antara lain Menko Kesra Jenderal Surono,
Prof. Dr. Mahar Mardjono, Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, Prof.
Dr. Winarno Surakhmad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini