DENGAN jas terbuka warna biru -- warna kesukaannya dan blus
merah dengah belahan dada yang cantik serta rok putih, sore 29
November lalu dr. Rosita S. Noer memimpin diskusi tentang
pembinaan dan pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah, di
Presiden Hotel, Jakarta.
Dihadiri sekitar 50 orang, diskusi terasa menyenangkan. Rosita
yang pernah terpilih sebagai Wanita Karir '78 oleh sebuah biro
iklan itu menjawab semua pertanyaan dengan cerdas dan jernih.
Tapi lebih dari itu, senyum dan suaranya membuat dia lebih tepat
disebut 'pengusaha lemah-lembut. "Asal jangan disebut lelembut
saja," komentarnya, sambil tersipu-sipu.
Mengisi acara santainya dengan membaca atau berenang, perempuan
cantik berkulit kuning "yang menyukai tantangan" itu sejak 1972
menggantungkan pakaian dokternya, dan terjun ke bisnis. Kenapa?
"Saya harus melanjutkan usaha ayah, sesuai dengan amanat
beliau." Rosita adalah anak tertua (satu-satunya adiknya
meninggal) dari keluarga Sofyan Noer, pengusaha minyak atsiri
dan pemilik perkebunan cassia vera di Padang.
Kini ia memimpin PT Saloka Krida Utama yang bergerak di bidang
impor dan distribusi. Sebelum itu menjadi Ketua I Bidang
Pembinaan dan Pengembangan Pengusaha Kecil KADIN.
Dua bulan lalu usianya genap 32 tahun. Sebagaimana orang lain,
semasa remaja dia pernah juga beberapa kali pacaran, patah hati,
dan jatuh cinta. "Kalau sehari saja tak ketemu pacar rasanya
dunia seperti kiamat," kenangnya. "Lucu, ya? Tapi sekarang saya
lebih rasional dalam memandang cinta dan hidup ini." Kabarnya
dia sudah punya calon suami, orang Jawa. Betul? Rosita hanya
ketawa. Kapan menikah, tahun depan? "Ya . . ., insya Allah,
kalau jodoh." Sebelumnya dia enggan menyebut. "Tapi kalau tak
saya sebut, nanti pembaca mengambil konklusi bahwa saya
mengundang.... "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini