Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Patung mentega

Meutia f. swasono bersama-sama dengan guntur soekarno putra & rachmawati menulis surat yang menyatakan keberatan atas patung proklamator yang terbuat dari mentega dalam acara kenegaraan di istana negara.(pt)

15 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTAMA, ketika memba ompas, Meutia F. Swason (puteri pertama Bung Hatta) tergerak hatinya melihat foto-foto yang dimuat di halaman pertama koran itu edisi 18 Agustus. Khususnya foto sebuah roti besar dalam acara ramah-tamah Agustusan di Istana. Lalu, "seperti pembaca lain saya pun menuliskan komentar di ruang surat pembaca," ujarnya kepada TEMPO. Kok surat yang dimuat 5 September itu juga atas nama Guntur Soekarnoputra? "Prinsip kami dalam hal ini memang serupa. Dan saya membicarakan soal itu ketika mengunjungi Pameran Koleksi Bung Karno beberapa waktu lalu di TIM. Saya berbicara dengan Guntur dan juga Rachmawati. Akhirnya surat itu ditandatangani oleh kedua anak tertua." Seperti yang ditulis di surat itu, Meutia menjelaskan lagi: "Keberatan saya ialah karena patung kedua proklamator yang menggambarkan adegan sangat bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia itu dibuat dari mentega dan hanya berfungsi sebagai dekorasi makanan. Apalagi patung itu dipasang di Istana Negara dalam acara kenegaraan pula," katanya. "Haruslah dibedakan fungsi memeriahkan dekorasi sebuah pesta dengan fungsi menghayati dan menghormati patriot bangsa." Sampurno, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan yang menggantikan Yaop Ave kepada TEMPO menjelaskan: 'Karena memang lagi musim 'Patung Proklamator'--sebab patungnya akan dibuat di Gedung Pola--untuk memeriahkan acara HUT Proklamasi yang baru lalu itu, 'President Hotel' sebagai salah satu sponsor memberi sumbangan patung Proklamator terbuat dari mentega." Sponsor? Di jaman Soekarno memang tidak pernah ada sponsor yang memeriahkan pesta Istana. Baru setelah Yoop Ave menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, sponsor diperbolehkan ambil bagian sambil memasang merek dagangnya pada sumbanan yang diberikan. "Kami menghargai partisipasi sponsor," kata Sampurno. "Itu memang hanya untuk dekorasi. Dalamnya terbuat dari kayu, luarnya mentega. Tapi kami tidak memakannya. Malah, setelah pesta selesai, patung itu dibawa kembali oleh penyumbangnya." "Surat pembaca dari putera kedua Proklamator itu akan kami jadikan catatan peringatan, agar lain kali lebih berhati-hati," kata Sampurno lagi. "Tidak ada maksud buruk apa pun di balik semua itu," lanjut Sampurno.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus