PERTAMA, ketika memba ompas, Meutia F. Swason (puteri pertama
Bung Hatta) tergerak hatinya melihat foto-foto yang dimuat di
halaman pertama koran itu edisi 18 Agustus. Khususnya foto
sebuah roti besar dalam acara ramah-tamah Agustusan di Istana.
Lalu, "seperti pembaca lain saya pun menuliskan komentar di
ruang surat pembaca," ujarnya kepada TEMPO. Kok surat yang
dimuat 5 September itu juga atas nama Guntur Soekarnoputra?
"Prinsip kami dalam hal ini memang serupa. Dan saya membicarakan
soal itu ketika mengunjungi Pameran Koleksi Bung Karno beberapa
waktu lalu di TIM. Saya berbicara dengan Guntur dan juga
Rachmawati. Akhirnya surat itu ditandatangani oleh kedua anak
tertua."
Seperti yang ditulis di surat itu, Meutia menjelaskan lagi:
"Keberatan saya ialah karena patung kedua proklamator yang
menggambarkan adegan sangat bersejarah bagi seluruh bangsa
Indonesia itu dibuat dari mentega dan hanya berfungsi sebagai
dekorasi makanan. Apalagi patung itu dipasang di Istana Negara
dalam acara kenegaraan pula," katanya. "Haruslah dibedakan
fungsi memeriahkan dekorasi sebuah pesta dengan fungsi
menghayati dan menghormati patriot bangsa."
Sampurno, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan yang menggantikan
Yaop Ave kepada TEMPO menjelaskan: 'Karena memang lagi musim
'Patung Proklamator'--sebab patungnya akan dibuat di Gedung
Pola--untuk memeriahkan acara HUT Proklamasi yang baru lalu itu,
'President Hotel' sebagai salah satu sponsor memberi sumbangan
patung Proklamator terbuat dari mentega." Sponsor?
Di jaman Soekarno memang tidak pernah ada sponsor yang
memeriahkan pesta Istana. Baru setelah Yoop Ave menjabat sebagai
Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, sponsor diperbolehkan ambil
bagian sambil memasang merek dagangnya pada sumbanan yang
diberikan. "Kami menghargai partisipasi sponsor," kata Sampurno.
"Itu memang hanya untuk dekorasi. Dalamnya terbuat dari kayu,
luarnya mentega. Tapi kami tidak memakannya. Malah, setelah
pesta selesai, patung itu dibawa kembali oleh penyumbangnya."
"Surat pembaca dari putera kedua Proklamator itu akan kami
jadikan catatan peringatan, agar lain kali lebih berhati-hati,"
kata Sampurno lagi. "Tidak ada maksud buruk apa pun di balik
semua itu," lanjut Sampurno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini