Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Potret kecil penerima anugerah

Berdasarkan keppres 045/pk/79 telah ditetapkan 25 kotamadya/kabupaten yang berhak mendapat anugerah parasamya purnakarya nugraha. terutama karena menonjol dalam pembangunan selama pelita ii. (dh)

15 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BULAN ini hampir semua menteri menyebar ke daerah menyampaikan Parasamya Purrlakarya Nugraha atas nama Presiden. "Pokoknya habislah semua menteri dibagi untuk tugas itu," kata Mendagri Amirmachmud bulan lalu. Menteri Nakertrans Harun Zain paling beruntung. Pekan lalu ia menyampaikan Parasamya untuk Kotamadya Padang. Begitu pula Menteri Agama Alamsyah untuk Lampung Utara. Ini sekaligus berarti pulang kampung. Amiruddin Lubis, 36 tahun, menjadi Walikota Tebing Tinggi sejak awal Pelita II. Sejak itu pembangunan fisik yang menonjol mulai tampak hotel, pusat perbelanjaan, tempat-tempat hiburan. Pokoknya Amiruddin sudah membenahi kotanya. Tapi yang menaiik dan mungkin satu-satunya di Indonesia, ialah cara mengatasi kebersihan lingkungan. Tebing Tinggi pernah dijuluki kota terkotor di Sumatera Utara. Setiap hari tak kurang 15 ton sampah harus diangkut dari 33.583 jiwa penduduknya. Di musim buah-buahan, bahkan sampai 20 ton lebih. Sampah itu juga bertumpuk di pinggir jalanjalan utama. Celakanya, kotamadya cuma memiliki 3 truk, 3 truk gandengan, 10 kereta dorong. "Dan semuanya sudah tua," kata Walikota Amiruddin kepada Nian Poloan dari TEMPO. Petugas kebersihan yang berstatus honorair pun cuma 20 orang. Amiruddin lalu menyediakan tong sampah di depan tiap rumah. "Tapi penduduk masih membuang sampah seenaknya sendiri," tambah walikota. Perda 9/71 tentang wajib bersih lingkungan yang memuat denda dan kemungkinan diajukan ke Pengadilan bagi para pelanggarnya, ternyata juga tidak berhasil. Maka Waliota Amiruddin pun pasang akal baru. Sejak 9 Juli lalu pengangkutan sampah di setiap tempat ditentukan waktunya. Misalnya di Jalan Sudirman, Ahmad Yani Tendean, Suprapto dan Sutomo setiap jam 07.30-10.00. Caranya pun unik. Pada jam tersebut, armada sampah mengumandangkan kaset lagu tertentu: barat, pop, dangdut. Khusus hari Jum'at lagu kasidahan. Begitu terdengar lagu, penduduk beramai-ramai mencampakkan sampah ke atas truk, sementara petugas kebersihan tinggal nangkring. Berhasilkah cara ini? Menurut M. Gulo, Kepala Penertiban Kotamadya Tebing Tinggi, memang ada perubahan meskipun masih ada penduduk yang tak ambil pusing. Maka hingga akhir Agustus lalu 49 orang divonis Pengadilan Negeri setempat karena melanggar Perda 9/71 dengan denda Rp 2 sampai Rp 3.000. Dan setiap hari rata-rata 20 orang diperingatkan. Tapi ternyata ada pula penduduk yang mengeluh. "Apa gunanya kita membayar retribusi sampah Rp 250 setiap bulan kalau kita sendiri pula yang harus melakukan kebersihan?" ujar seorang penduduk di Jalan Sudirman. Kabupaten Klaten Kebersihan Klaten itu, menurut Ketua DPRD Jawa Tengah Widarto, antara lain industri yang berkembang dan pertanian yang maju. Tapi menurut Ketua DPRD Klaten, Ramelan Jitnowardojo, yang menonjol adalah sarana perhubungan. "Tahun ini semua desa sudah bisa dicapai dengan kend.lraan roda empat," katanya kepada Putu Setia dari TEMPO. Paling padat di antara semua daera di Jawa Tengah (1.628 jiwa/km), rata-rata tiap orang di Klaten hanya memiliki 0,54 ha sawah. Karena itu Bupati Soemanto mengembangkan sektor industri. Toh hal itu tak berarti sektor pertanian mandeg. Catatan di kantor bupati menunjukkan kenaikan produksi 14,84% dalam satu Pelita. Tapi yang paling menonjol yaitu pengembangan industri rumah tangga yang merata di segenap penjuru: 811 industri tenun, 60 kerajinan batik, 70 konveksi pakaian, 140 kerajinan tanduk. Ditambah pula pabrik karung goni Delanggu. Sayang pabrik ini seret mendapat bahan baku. Kalau tidak, bisa menghasilkan 10 juta karung setahun. Kerajinan ukir kayu di Serenan Juwiring dengan 40 pengrajin, mampu menghasilkan 250 potong perabot rumahtangga. Ukiran kayu di sini, juga payung dari Juwiring, sangat terkenal sejak dulu. Tapi yang paling top tampaknya industri pengecoran logam di Ceper. Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Ceper saja setahun mampu menghasilkan 24.000 ton logam cor untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Belum lagi 130 industri pengecoran logam lainnya di daerah ini dengan ratusan tenaga yang ditampungnya. Sayang, industri ini masih mengalami kesulitan bahan baku karena masih harus didatangkan dari Taiwan, Jepang dan Australia. Yang jelas, pengecoran logam di Ceper terlanjur terkenal melebihi popularitas Klaten sendiri, hingga bahkan menjadi kebanggaan Jawa Tengah. Seperti halnya daerah lain, Klaten juga menghadapi tantangan. Antara lain menurut Bupti Soemanto, 30% lulusan SD yang tak tertampung. Juga ledakan lulusan SLP banyak tak mendapat tempat. Begitu pula usaha mendapatkan air minum sehat terutama di lereng Gunung Merapi. Kabupaten Sleman dan Badung Pendapatan dua kabupaten ini sebagian besar dari pajak sektor pariwisata. Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, separoh dari APBD sekitar Rp 450 juta didapat dari sektor ini. Di sana bercokol banyak hotel bertaraf internasional, juga tempat-tempat peristirahatan di Kaliurang. Mengalahkan Bantul yang pernah juara I dalam Pelita 1, Sleman bahkan juga unggul melawan Kotamadya Yogyakarta yang tampil sebagai runner up. Apalagi melawan 2 kabupaten lainnya, Gunung Kidul dan Kulon Progo, yang tandus. Tapi itu tak berarti Sleman boleh disebut "kaya". Sebab seperti kata Bupati Sleman Sujoto Prodjodujoto, "25% penduduk masih di bawah garis kemiskinan." Lalu apa keberhasilan Sleman sampai mampu meraih Parasamya? Menurut Bupati Sujoto antara lain karena perkembangan kota pusat pemerintahan di Beran. Di sana tumbuh beberapa fasilitas sebagaimana layaknya sebuah kota pasar, terminal, lapangan, listrik, gedung-gedung pemerintahan. Beran telah berujud sebuah kota. Padahal 5 tahun lalu yang bernama Sleman sama sekali tak mencerminkan sebagai kota kabupaten. Sebagai kecamatan pun tidak. Akan halnya Kabupaten Badung, yang untuk kedua kalinya jadi juara mengalahkan 7 kabupaten lainnya di Bali, merupakan pusat berbagai kegiatan: politik, ekonomi, perdagangan dan tentu pariwisata. Di Badung pulalah terletak Denpasar yang selain sebagai kotamadya, juga ibukota Kabupaten Badung ekaligus ibukota Propinsi Bali. Menurut Bupati Badung, Dewa Gde Oka, keberhasilan daerahnya kali ini antara lain karena ada upaya memancing keikut-sertaan masyarakat. Misalny? dengan mengadakan perlombaan subak (organisasi pengairan), terutama untuk menggalakkan pemasukan Ipeda. Yang berhasil memasukkan Ipeda tertinggi dirangsang lagi separohnya dikembalikan dalam bentuk proyek yang diarahkan. Misalnya SD Inpres atau Puskesmas. Tapi ada yang bikin pusing Bupati Gde Oka. Hampir semua bawahannya mulai dari kelihan desa sampai staf kabupaten, "kalau tidak diketok, diam, diketok baru jalan." Kotamadya Padang dan Kabupaten Malang Tampaknya Kota Padang mendapat penghargaan karena pengembangan kota dengan berbagai bangunan fisik. Di bawah Walikota Hasan Basri Durin, 46 tahun, Padang merupakan satu-satunya daerah tingkat II di Sumatera Barat yang memiliki Pelita II sendiri. Pelita itu setiap tahun dievaluasi, sementara disiplin anggaran berjalan lancar. Sasaran Pelita II Padang luas 33 kmÿFD, penduduk 250.000 jiwa) hampir semuanya tercapai. Laju pertumbuhan pembangunan tiap tahun 22,5%. Kabupaten Malang, selain menonjol dalam meningkatkan produksi pangan (padi dan palawija), juga berhasil melaksanakan pendidikan non-formil, khususnya dalam pemberantasan butahuruf. Hingga Menteri P dan K Daoed Joesoef pada Hari Pendidikan 2 Mei lalu menyampaikan penghargaan kepada Bupati R. Soewignjo. Sistim pemberantasan butahuruf di Malang ini oleh Gubernur Jawa Timur Sunandar Prijosudarmo akan diterapkan di seluruh wilayahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus