KERATON Surakarta Hadiningrat geger. Pasalnya, putri keraton, G.R.A. Kus Murtiyah, memprotes keputusan ayahnya, Sunan Paku Buwono XII, untuk membongkar keputren guna pembangunan hotel. "Saya akan mogok makan, bersemadi di keputren, jika bangsal keputren digusur," kata Kus. Pekan lalu, Kus bersama putri-putri keraton lain mengenakan pakaian serba hitam dan membuat selamatan di Pasanggrahan Paras, agar Sunan mengubah keputusannya. "Secara fisik, bangunan itu dilindungi hukum. Jadi, tak bisa digempur begitu saja," ujarnya. "Secara falsafi, bangsal kaputren itu adalah ruang dan suasana di mana terlahir raja-raja dan tokoh-tokoh bangsa." Hal lain yang menggelisahkan Kus adalah jika kelak hotel tersebut terwujud, tamu yang menginap di lantai dua akan dengan mudah melihat kegiatan kaputren. "Bayangkan, pada malam-malam tertentu saya bersemadi ke luar halaman tanpa busana. Lalu, tamu hotel bisa ngintip kegiatan saya itu. Celaka. Ini pahit dan menyiksa," kata Kus. Protes Kus itu kabarnya membuat Sunan marah. Selasa pekan lalu, setelah istirahat beberapa hari di Jakarta, Sunan sudah berada lagi di Solo. "Urusan hotel, yang benar adalah pernyataan dari saya," katanya. "Semua itu sudah dipertimbangkan masak-masak, dan keputren tak digempur."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini