Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pengangkatan

Letjen seno hartono, 56 th, diangkat sebagai irjen departemen pariwisata, pos dan telekomunikasi. jabatan terakhirnya adalah panglima kowilhan iv di biak. (pt)

21 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERWIRA tinggi korps baret merah, Letjen Seno Hartono, 56 tahun, dikenal sebagai militer tulen. "Hampir seluruh hidup saya sebagai komandan militer," katanya kepada TEMPO. Tapi sejak 7 Mei ia beroleh pos baru yang nonmiliter: Inspektur Jenderal Departemen Pariwisata, Pos & Telekomunikasi. Ayah lima anak itu mengungkapkan bahwa sehabis tugasnya awal tahun ini sebagai panglima Kowilhan IV di Biak, Irian Jaya, ia mengurus masa persiapan pensiun -- yang sempat tertunda setahun. "Saya benar-benar tak menyangka akan menjadi Irjen," tambahnya seraya tersenyum, di kediamannya yang sederhana di kompleks Kopassandha, Cijantung, Jakarta Timur. Rambutnya yang ikal tampak mulai memutih. Namun perawakannya masih kekar. Tak heran. Pria berkulit hitam itu (tinggi 1,69 meter, berat 73 kg) memang gemar berolah raga: tenis, voli, atletik. Bahkan sampai saat ini masih sering melakukan terjun bebas. Seno Hartono, lahir di Madiun, anak bungsu dari 10 bersaudara keluarga petani. Lulusan AMN angkatan pertama, 1948 ini, semula bercita-cita menjadi penerbang. "Tapi pada saat pecah revolusi yang ada kan hanya AMN bagian darat," tuturnya. "Setelah dua tahun di sana baru ada jurusan lain." Kawan seangkatan waktu itu antara lain Prof. Subroto, kini menteri Pertambangan, Letjen Sayidiman, kini Dubes RI di Jepang dan Letjen J. Henuhili yang kini menjabat Dan Jen Akabri di Magelang. Namanya dikenal luas ketika dalam pangkat Brigjen ia ditugaskan sebagai Pangdam Tanjungpura, Kalimantan Barat. Ia diberi waktu seratus hari untuk menyudahi pengacauan gerombolan PGRS/Paraku. Ia sukses. Kemudian berturut-turut Seno menjadi Danjen Kobangdiklat di Bandung, Asisten Operasi Hankam untuk kemudian 'ditaruh' di Biak sebagai Pangkowilhan IV. Kini dalam jabatannya selaku Irjen, Seno tak ubahnya bagai "sapu baru", dan seperti sering jadi pemeo: sapu baru bersih sapuannya. Perwira baret merah ini memang sejak lama dijuluki kalangannya sebagai 'lurus tabung' alias jujur. Dengan sikapnya itu pula ia kini menyandang tugas barunya, meski diakuinya: "Saya tak pernah ada pengalaman di belakang meja." Tapi seperti diutarakannya, "saya baru akan bisa dibilang sukses bila di departemen ini sedini mungkin dicegah adanya kasus agar tidak membengkak." Sebab, tambahnya, "kalau sempat kasus membengkak, itu namanya Irjen-nya tidur. . . ".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus