CITRA Adolf Hitler sebagai penjahat perang gagal disetif.
Pemerintah Jerman Barat, dua pekan lalu, memutuskan apa yang
disebut catatan harian Hitler, yang isinya menggambarkan
diktator itu yang berperikemanusiaan, adalah palsu. Keputusan
yang disampaikan Menteri Dalam Negeri Friedrich Zimmermann telah
menjadi gong penutup perang pendapat ahli-ahli sejarah dunia
semenjak buku-buku itu dipublikasikan majalah Stern mulai 22
April lalu.
Kepalsuan 62 buku Hitler dibuktikan oleh tim ahli Arsip Negara
Federal Jer-Bar lewat tes 10 hari atas tujuh jilid catatan
harian itu -- yang diambil dari tahun 1934, 1937, 1939, 1941,
1942, dan 1943. "Ketujuh jilid itu menerangkan kepada kami, para
sejarawan, bahwa kertas dan tinta yang dipakai bukan dari zaman
sebelum perang dunia (yang berakhir tahun 1945)," tutur Direktur
Arsip Jer-Bar, Hans Booms.
Keluarnya keputusan itu membuat Henri Nannen, penerbit majalah
Stern sejak 1948, terpaksa menghentikan serial catatan harian
Hitler di mingguan bergambarnya. Pemuatan terakhir, pada edisi
pekan pertama Mei, adalah tentang pelarian Rudolf Hess ke
Inggris.
Sebenarnya majalah Stern, sejak 1980, telah melakukan
pemeriksaan atas buku-buku harian Hitler itu. Dan ahli sejarah
yang dimintakan pendapat menolak tulisan Hitler pribadi itu
sebagai asli. Yang mendukungnya cuma ahli-ahli sejarah dari
Inggris, seperti Trevor Roper, yang ikut membeli hak penyiaran
untuk koran Times London, serta David Irving, yang berubah
pendapat setelah diundang majalah Stern. Tak jelas Irving, yang
sebelumnya menulis di Bild Zeitung, bahwa catatan harian itu
palsu, mendapat bayaran berapa dari Stern.
Kebenaran tulisan Hitler didukung pula oleh Ordway Hilton, 69
tahun, pengusaha dokumen dan tanda tangan dari Carolina Selatan,
AS. Ia yang pernah membuktikan kepalsuan otobiografi jutawan
Howard Hughes, mengatakan tidak menemukan bukti kepalsuan
catatan harian Hitler. "Ciri khas Hitler menulis huruf-huruf s,
f, h, m, i dan e terdapat dalam buku-buku yang ditunjukkan Stern
pada saya," kata Hilton.
Mereka yang meragukan kebenaran catatan harian Hitler, antara
lain, Kenneth Rendel, 40 tahun, ahli tulisan tangan dan penjual
naskah sejarah di New York. Pemilik ratusan dokumen dan surat
pribadi Hitler itu mengatakan sangat banyak hal tentang Hitler
yang bisa dipalsukan untuk mendapatkan uang.
Tapi pemalsu catatan harian Hitler ini menurut Rendel, rupanya
tidak melakukan penelitian ke Arsip Jer-Bar. Sehingga
tipu-tipunya gampang diketahui. "Hitler biasa menulis huruf A
besar yang dikursif. Sedang di buku-buku harian ini polos.
Begitu huruf H dan K -- dari sederhana menjadi berbunga," kata
Rendel.
Rendel, yang menyampaikan hasil penelitiannya itu kepada editor
Stern Peter Koch dan tak digubris, juga curiga terhadap kertas
yang dipergunakan si pemalsu. "Kertas yang digunakan jelas
produksi tahun 1955," katanya. Kulit buku, setelah dites,
ternyata mengandung zat polyester yang belum diproduksi sebelum
Perang Dunia II.
Tentang kulit buku yang dipergunakan untuk catatan harian Hitler
juga dikritik Kolonel AU Nicolaus von Betow, bekas ajudan
Hitler. "Kulit imitasi. Mana mungkin Hitler mau menggunakan
bahan murahan," kata Betow.
Bukan cuma teknik pembuatan catatan harian Hitler yang ditemukan
palsu. Juga sebagian isinya. Dr. Wolfram Werner dari Arsip
Jer-Bar menunjukkan sebagian isi buku itu meniru teks karangan
Max Domarus: Hitler: Speeches and Proclamations 1932-45.
"Kesalahan Domarus diikuti juga pemalsu harian ini," kata
Werner. Misalnya, Domarus menulis Hitler, merayakan HUT ke-50
pada tahun 1937. Padahal, waktu itu ia baru berusia 48 tahun.
Hal serupa juga terdapat di buku harian Hitler yang dimiliki
Stern.
Lalu siapa pemalsu catatan harian Hitler itu? Tuduhan pertama
jatuh pada Gerd Heidemann, wartawan Stern, yang mengaku
menemukan buku-buku itu dari Konrad Fischer, pemilik toko
memorabilia Nazi. Setelah para detektif Jer-Bar melakukan
pengusutan ternyata Fischer tak lain dari Kujau -- orang terkaya
di Stuttgard yang pernah ditahan tahun 1965 karena menyimpan
senjata api secara tidak sah. Kujau alias Konrad Fischer kini
telah menghilang. Tapi ia telah mengatakan kepada Heidemann
bahwa catatan harian Hitler itu diperolehnya dari saudaranya,
Richard Fischer, pensiunan jenderal AD yang kini bermukim di
Jer-Tim.
Timbul dugaan pemerintah Jerman Timur, yang mempunyai bengkel
pemalsuan dekat Potsdam, sebagai sumber. Diperkirakan mereka
membuat catatan harian Hitler ini untuk mencari devisa.
Desas-desus di Hamburg, kota penerbit Stern, dokumen itu telah
dibeli majalah tersebut dengan harKa paling minim Rp 3 milyar.
Desasdesus itu, termasuk tentang Richard Fischer, dibantah oleh
pemerintah Jerman Timur.
Suara lain menuding Uni Soviet sebagai sumber. Catatan harian
Hitler, khusus jilid tentang pelarian Rudolf Hess ke Inggris,
secara jelas mengungkapkan bahwa Hitler, tahun 1941, berharap
terciptanya perdamaian dengan Inggns. Karena ia hendak
memperhatikan serangan ke Soviet. Dugaan bahwa Soviet sebagai
mengeluarkan buku-buku ini untuk memojokkan pemerintah Jermar
yang mendukung misilisasi nuklir Eropa.
Dugaan terakhir ditujukan kepada pelarian perwira-perwira Nazi
yang kini hidup mewah di Amerika Latin. "Perwira-perwira Nazi
itu ingin mengemukakan bahwa Hitler tidak sejahat seperti yang
dikenal selama ini. Yang biadab adalah Heinrich Himler Klaus
Barbie (kini dipenjarakan di Prancis), Josef Mengele, dan Walter
Rauf penemu kereta gas yang membunuh 250.000 Yahudi," kata Simon
Wiesenthal, pemburu Nazi.
Sejauh mana kebenaran tuduhan itu? Sulit untuk dibuktikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini