Pentas di indonesia

"SAYA ingin hidup di sebuah dunia yang orang-orangnya bisa saling berkomunikasi. Dan untuk tujuan itulah musik saya," kata Chick Corea salah seorang jazzer cukup top di Amerika Serikat. Mungkin itu sebabnya musikus 44 tahun ini bersedia pula main di tempat yang bukan khusus untuk pertunjukan musik, misalnya di Hotel Mandarin, Jakarta, pekan ini. Di Indonesia, orang kelahiran Chelsea, Massachusetts, itu sering digolongkan musikus jazz, tak jarang pula dikelompokkan dalam musikus fushion -- campuran jazz dan rock -- umpamanya di toko-toko kaset. Dan di harian The Straits Times, Singapura, tentang repotnya orang untuk memasukkan dia ke golongan mana, si musikus sendiri cuma ketawa. "Musik saya muncul dari perasaan dan emosi, bukan dari kotak-kotak aliran," katanya. Lalu ia terus nerocos. "Yang kita bicarakan adalah musiknya itu sendiri, atau liriknya. Emosi dan nada yang muncul, yang dirasakan oleh pendengar, itulah yang lebih menjadi soal, bukannya soal nama," ujarnya lebih lanjut. Ia bermukim di New York sejak 1960. Merintis karier lewat jam session dengan orang-orang jazz yang sudah ternama, umpamanya, Herbie Mann. Baru, lima tahun kemudian, ia hadir, mandiri, dengan keyboards-nya. Lalu ia mendirikan grup sendiri, kemudian malang melintang dengan pencariannya, sebelum mantap dengan, itu tadi, kembali ke akar jazz. Bertolak dari situ, berbagai eksperimennya lahir: suara-suara yang jernih, kadang mendesah, diseling lengking di sana-sini -- lalu ia pun diundang ke Jakarta.