KEBRUTALAN penonton sepak bola Inggris kumat lagi. Perkembangan buruk ini -- setelah Mei tahun lalu pendukung klub Liverpool terlibat dalam perkelahian yang menewaskan sedikitnya 38 suporter klub Juventus, Italia, di Heysel, Belgia -- mencuat lagi pekan lalu. Yakni ketika ratusan fans bola di sana kembali mendemonstrasikan semangat berkelahi mereka yang tinggi. Dan tak tanggung-tanggung, itu mereka perlihatkan lewat empat insiden yang terjadi secara beruntun sejak Kamis minggu lalu. Dua berkecamuk di stadion dan dua lainnya di kapal feri milik maskapai Belanda. Dan yang terakhir ini tampaknya mendapat sorotan tajam lagi dari pers Inggris. Bisa jadi, karena inilah yang pertama para suporter Inggris berhantam di kapal sedikitnya empat orang cedera karena kena tusukan benda tajam dalam insiden ini. Namun, boleh jadi pula, karena kasus perkelahian ini yang dinilai paling memalukan karena terjadi di hadapan ribuan turis penumpang kapal itu. Kamis siang lalu, feri Koningin Beatrix, berkapasitas sekitar 2.000 orang sedang berlayar menuju Belanda dari pelabuhan Harwich, Inggris. Kapal kecil ini mengangkut juga sekitar 150 penonton suporter klub Manchester United dan West Ham. Mereka bermaksud menonton pertandingan persahabatan kedua klub tadi yang dilakukan di Amsterdam, keesokan harinya. Tapi baru beberapa jam berlayar perkelahian meletus. Bermula di bar, dan kemudian meluas dengan kejar-mengejar di kapal. Para suporter yang bersenjata pisau dan benda tajam lainnya itu sama-sama ganas serta menakutkan penumpang lainnya. Ini memaksa kapten kapal membawa lagi pulang feri itu ke pelabuhan Harwich. Empat belas penumpang kemudian ditahan polisi di pelabuhan. Sekitar 110 penumpang lainnya kemudian disuruh pulang dengan kereta api ke London. Tapi insiden tak selesai begitu saja. Malam harinya, perkelahian serupa terjadi lagi di feri yang lain. Dan kali ini polisi Belanda terpaksa menjemput feri itu, St. Nicholas, di pelabuhan. Para polisi ini juga terpaksa mengawal 50 suporter Manchester United bertolak ke Amsterdam. Tak kurang Menteri Olah Raga Inggris Richard Tracey yang terang-terangan mencela orang-orang yang terlibat perkelahian itu sebagai "orang-orang dungu". Sebab, ulah mereka itu dinilainya mungkin makin menutup kemungkinan bisa bertandingnya klub-klub bola profesional Inggris bertanding di Eropa. Semua klub pro Inggris memang sudah dihukum tak boleh bermain dalam kompetisi sepak bola resmi di Eropa oleh Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) selama tiga tahun setelah tragedi di Stadion Heysel. Klub Liverpool sendiri malah kena larangan selama lima tahun. Batas larangan itu sesungguhnya akan diperjuangkan Federasi Sepak Bola Inggris agar dikurangi. Dan itu bisa terwujud jika anggota-anggota UEFA lainnya memberikan dukungan. Sejumlah anggota sudah berjanji akan memberikan dukungan mereka dengan syarat: pimpinan organisasi Inggris bisa menertibkan penonton mereka. Pemerintah Inggris sendiri sebenarnya juga sudah cemas dengan perangai penontonnya itu. Hanya sepekan setelah insiden Heysel, misalnya, pemerintahan Thatcher bahkan sudah mengeluarkan sejumlah ketentuan untuk itu. Di antaranya dengan melarang penjualan minuman kcras di stadion yang sedang melaksanakan pertandingan. Ditambah pelbagai kewajiban baru bagi pemilik klub di sana untuk memperketat pengawasan terhadap penonton. Tapi usaha menertibkan penonton di negeri asal sepak bola itu, rupanya, tak mudah. Fanatisme buta para pendukung sepak bola di sana ternyata belum berkurang, meskipun gara-gara peristiwa Heysel klub mereka sudah tak bisa lagi ikut kompetisi resmi di Eropa. Keberingasan mereka malah pernah merepotkan pihak keamanan Meksiko ketika berlangsung putaran final Piala Dunia, Juni lalu. Adalah suporter Inggris yang dengan tenang membakar bendera Argentina di stadion, ketika sedang berlangsung pertandingan semifinal Inggris lawan Argentina. Perkelahian sempat terjadi waktu itu. Pemerintah Inggris tampaknya akan terus repot dengan penontonnya itu. Terbukti, setelah perkelahian di dua kapal tadi, dua hari kemudian meletus lagi adu fisik yang lain. Yaitu, antara pendukung klub Plymouth Argyle dan suporter Chelsea di kandang Plymouth. Sebuah mobil polisi sempat dibakar para perusuh di kejadian ini. Sebelumnya, awal pekan lalu, empat hari sebelum insiden di atas feri tadi, pendukung klub Tottenhamspurs juga sudah merepotkan polisi ketika berkelahi dengan pendukung klub Skotlandia, Glasgow Rangers. Seorang pendukung Tottenham luka parah gara-gara perkelahian itu. Padahal, kedua pertandingan terakhir ini pertandingan persahabatan saja. M.S. Laporan kantor berita
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini