PANGERAN Bernhard datang, penyu pun bersembunyi sejenak. Itu terjadi di Bali, setidak-tidaknya pada saat Konperensi PATA yang berlangsung di kawasan Nusa Dua, awal bulan ini. Semua toko kerajinan, tempat pameran, bersih dari hiasan kulit penyu. "Saya tidak mengizinkan ada hiasan dari penyu, baik itu berupa cincin, gelang, apalagi penyu utuh yang diawetkan, selama Pangeran Bernhard berada di Bali," ujar Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Penyu yang termasuk satwa dilindungi memang menjadi makanan khas di Bali. Tetapi pangeran dari Negeri Belanda ini adalah pendekar lingkungan dan Presiden WWF -Dana Sedunia untuk Pelestarian Suaka Alam dan Margasatwa. Dan ia datang untuk berbicara pada Konperensi PATA yang bertema lingkungan. Dan benarlah, selama di Bali dan melihat-lihat pameran kesenian, Bernhard sama sekali tak menemukan ada hiasan dari kulit penyu, bahkan patung penyu sekalipun. Tapi Gubernur Bali tak terlalu lama bisa tersenyum. Begitu Pangeran Bernhard akan meninggalkan Bali, ia memberi info penting: selamatkan orang utan di Bali. Lalu ia menjelaskan di mana binatang itu sedang "dipenjara". Begitu mendengar info itu, Gubernur Oka langsung bertindak. Orang utan itu ternyata sudah dipelihara tiga tahun lebih oleh seorang pengusaha di kawasan Sanur. Senin pekan lalu, si orang utan dibebaskan. Rupanya, Pangeran Bernhard suami Ibu Suri Juliana, cukup banyak punya "mata dan telinga".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini