Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Darah sapi untuk tranfusi

Di as sedang diteliti darah sapi sebagai alternatif tranfusi untuk manusia. darah sapi setelah diolah akan menghasilkan hemoglobin murni. di guatemalah sudah diberikan kepada manusia.

27 April 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hemoglobin buatan dalam taraf percobaan. Di Guatemala sudah diberikan kepada manusia. DONOR darah, selama ini, memang dari sesama manusia. Kini ada kabar dari Amerika Serikat (AS) bahwa sebentar lagi darah sapi menjadi alternatif transfusi untuk manusia. Di sana, permintaan terhadap darah sangat besar. Nilainya: 10 milyar dolar AS. Makanya, lebih dari setengah lusin perusahaan farmasi berlomba merebut rezeki itu. Sedangkan angkatan bersenjata AS, walau punya program penelitian sendiri, jelas jadi konsumennya. Dan persaingan kian ketat karena mereka meneliti bidang yang sama: hemoglobin. Darah sapi dimaksud tadi, usai diolah, menghasilkan hemoglobin murni. Inilah daur ulang (recycling) yang terbesar. "Paling tidak separo dari jumlah itu ada tempatnya di pembuluh darah manusia yang memerlukan transfusi," ujar Carl Rausch, ahli kimia yang meneliti soal ini. Di AS, saban tahun, hampir dua milyar liter darah segar dari pemotongan ternak dibuang percuma. Cuma sebagian dipakai untuk makanan hewan dan pupuk. "Namun, molekul istimewa yang punya nilai medis sangat tinggi terbuang ratusan ribu ton," kata Rausch. Tiap spesies memiliki komposisi hemoglobin beraneka ragam. Seperti manusia, pada dasarnya semua hewan bertulang belakang itu berfungsi sama. Maka, jika ditambahi bahan kimia, hemoglobin dari sapi bisa bekerja dalam tubuh manusia. Hemoglobin adalah penangkap oksigen yang baik -yang membuat sel darah merah mengandung zat organik fosfat lemah pegangan molekulnya. Bila tak ditambah bahan kimia, hemoglobin cenderung sulit melepaskan ikatan dengan oksigen. "Jadi darah pengganti yang menggunakan hemoglobin memerlukan beberapa jenis fosfat sehingga berperan sebagai darah betulan," tambah Rausch. Sebaliknya, hemoglobin dari kelompok sapi itu tak diatur oleh fosfat. Sebagai gantinya digunakan ion klorida dan plasma darah yang secara alami penuh dengan ion klorida. Rangkaian percobaan di Biopure, perusahaan yang didirikan Rausch di Boston, menunjukkan bahwa penyaringan secara fisika dan kimia meninggalkan suatu produk jauh lebih murni daripada hemoglobin yang dimodifikasi sebelumnya. Sampai pertengahan 1980-an, teknik-teknik industri untuk menyaring hemoglobin memang belum ada. Tetapi mengelolanya tidak mudah. Hemoglobin, bagian terpenting yang cuma ada dalam sel-sel darah merah, merupakan protein yang membawa oksigen ke organ tubuh dan otot manusia. Jadi, haruslah dipisah dari unsur darah lain, seperti sel darah putih, serta disimpan di tempat dingin. Dan itu bukan sudah terjamin karena dalam alat tadi sel darah merah hanya tahan 42 hari. Lebih dari itu, sel-sel ini dapat diserang oleh sistem kekebalan penerima donor. Dan tiap perubahan pada selnya juga ada risiko ketularan penyakit, seperti hepatitis serta AIDS. Hemoglobin pada manusia terserak di cairan sitoplasma dalam sel darah merah -di luar inti sel (nukleus). Darah merah itu (eritrosit) mirip cakram, dengan diameter 8 mikron dan tebalnya 2 mikron. Inti sel darah merah ini ibarat pabrik hemoglobin. Pada setiap 100 cc darah orang dewasa rata-rata ditemukan 15 gram hemoglobin. Eritrosit dalam darah menempati porsi 40-45%. Jumlah itu lebih besar dibandingkan darah putih, yang berperan menjaga keamanan tubuh dari berbagai serangan penyakit. Setiap mililiter darah diperkirakan ada 4,5-5 juta unit eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih hanya 1.000-5.000 unit. Sebenarnya, tak ada satu zat pun yang bisa menggantikan fungsi darah dalam tubuh, misalnya mengatur suhu tubuh, melawan kuman penyakit, atau infeksi. Namun, suatu zat yang bisa bekerja serupa hemoglobin amat bagus mengobati tentara di medan perang (karena kurang persediaan darah, AS pernah kematian 15.000 serdadunya di Vietnam), korban kecelakaan, dan pasien yang dioperasi. Setiap 300 juta molekul hemoglobin, atau lebih, dalam satu sel darah merah berisi 4 atom besi. Dalam tubuh, setiap atom besi pada hemoglobin bisa mengambil oksigen sewaktu darah melewati paru-paru. Kemudian, pada lingkungan yang asam, di mana organ membutuhkan oksigen, hemoglobin bisa mengeluarkan oksigen. Dan prosesnya itu bisa terulang. Namun, di luar sel hemoglobin yang bebas bisa pecah sebelum melepaskan oksigen. Ketika hemoglobin terlepas dari sel darah merah, tubuh memiliki mekanisme menangkap kembali zat-zat besi. Pecahan atau keping hemoglobin yang tak tertangkap dikeluarkan, misalnya, melalui ginjal. Pemecahan kasus ini ditemukan pada 1970-an, setelah beberapa kelompok molekul hemoglobin secara bersama membentuk suatu molekul yang lebih besar atau polimer yang sulit pecah. Toh, para ilmuwan khawatir kalau molekul raksasa itu merusak hati atau merobek sel ginjal yang dilewati. Juga, sistem kekebalan tubuh bisa menyerang polimer hemoglobin bebas sebagai suatu zat yang asing. Ternyata, percobaan terhadap manusia belum seluruhnya mulus. Misalnya, di Jerman, awal 1980 dua sukarelawan yang mencoba produk hemoglobin dilaporkan ginjalnya rusak. Dua tahun silam, percobaan menggunakan hemoglobin pada dua pasien usai dioperasi mengalami sesak napas dan menerima gejala flu. Kemudian, komite yang mengurusi makanan dan obat-obatan di AS (FDA, atau Food and Drug Administration) memprotes kejadian itu, dan menyatakan bahwa sebelum dicoba pada manusia, hemoglobin mesti bebas dipelajari efeknya lebih dahulu. Bila FDA mengubah kebijaksanaannya, kini Biopure siap menguji hemoglobin produknya. Dan perusahaan di Jerman, berdasar produk Biopure, juga diizinkan membuatnya, berikut dengan tes klinis. Bahkan, Kanada menyalakan lampu hijau untuk uji coba pada insan. Sedangkan di Guatemala, akhir tahun silam, sebuah perusahaan dibolehkan memberikan dosis hemoglobin kepada delapan sukarelawan yang sehat. Hasilnya, memang tidak muncul efek sampingan yang ditakutkan. Rudy Novrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus