PENGUSAHA asal Aceh yang dulu dikenal amat dekat dengan Bung
Karno, masih beredar di kalangan bisnis atas. Akhir pekan lalu,
dalam suatu pesta meriah meresmikan bangunan mentereng setengah
jadi Bank Bumi Daya (BBD) Plaza, di sudut Jalan Imam Bonjol-H.A.
Salim, Jakarta, H. Teuku Markam, masih suka membuka
cerita-cerita lama.
Kali ini pengusaha yang kini bergerak di bidang real estate dan
perkapalan itu, mengungkapkan suatu "rahasia", katanya. "Adalah
saya yang mengatur presiden dan para menteril di balik
pemotongan uang seribu menjadi seperak, awal 1966," katanya.
Beberapa orang yang diajak bicara, cuma mesem, dan
mengangguk-angguk -- entah percaya, entah tidak. Tapi mungkin
untuk lebih meyakinkan mereka, Markam pun melanjutkan "Cuma mati
saja yang belum saya alami".
Mengenakan setelan jas warna merah ati, Markam, 59 tahun, memang
masih kelihatan lincah. Terutama kalau di depan para ibu.
Tiba-tiba Markam mendesis melihat seorang wanita cantik dalam
pesta itu. "Ah, dia itu saya kenal baik, dulu.". Yang dimaksud
adalah Ratna Sari Dewi, salah seorang janda almarhum Bung Karno.
Dewi, yang kini sering kelihatan di Hotel Mandarin mengenakan
kebaya panjang brokat berwarna krem, demikian juga kainnya.
Datang sendirian, Dewi duduk di tempat terhormat, di belakang
kursi Dir-Ut BBD Omar Abdallah, Gubernur Bl Rachmat Saleh dan
Menteri Keuangan Ali Warhana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini