Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Perkenalan dengan suaminya

Firts lady korea selatan, pertama kali berkenalan dengan calon suaminya (chun doo hwan) masih kadet di akademi militer, & memanggilnya 'paman' (ajossi). (pt)

25 Oktober 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERCAYA atau tidak, first lady Korea Selatan yang baru, Ny. Sun-ja Lee, ketika pertama kali berkenalan dengan calon suaminya memanggilnya"paman" (ajossi). Pertemuan pertama terjadi tatkala orang yang barusan terpilih sebagai presiden ketiga Kor-Sel itu, Chun Doo Hwan, masih kadet di akademi militer, di masa Perang Korea (1950-1953). Sun-ja sendiri ketika itu di kelas dua sekolah menengah putri. Mereka kemudian tak saling jumpa selama 2 tahun Chun pergi ke garis depan, gadis itu pun kian ranum dan masuk SMA. Lewat pertemuan selanjutnya, gadis itu pun merenung-renung. "Sun-ja, maukah kau kutunggu sampai menyelesaikan sekolahmu?" kata-kata "paman"-nya terngiang selalu. Dan benar, begitu Sun-ja meninggalkan universitas, mereka menikah dan tinggal di rumah orangtua si wanita di Taegu. Keluarga baru itu tak pernah punya banyak uang, konon. Sesudah punya 4 orang anak, mereka membeli sebuah rumah kecil bertingkat-yang sekarang bagai si kerdil di tengah gedung-gedung tinggi dan megah -- di dekat Seoul. Mereka memang pernah bersusah-payah menabung untuk pindah ke rumah yang lebih baik, tapi selalu gagal. Sampai kemudian keluarga itu pindah ke kediaman resmi presiden, Gedung Biru. Mungkin segalanya akan berubah. Kepada majalah wanita Joong-ang ia mengatakan: ia hanya mengagumi wanita "yang bisa menciptakan kedamaian di rumah, yang berusaha mengerjakan yang terbaik menurut pikirannya, dan yang bisa bersyukur." "Saya tidak pernah memikirkan kecantikan lahiriah," katanya. "Kecantikan bawaan atau pun karena dandanan tak perlu dihiraukan benar. Menurut saya, kecantikan sejati seorang wanita ditunjukkan oleh kesungguhan dan kegembiraannya dalam bekerja." la sendiri cukup sibuk, terutama sejak terbunuhnya Presiden Park Chung Hee --sehingga pekerjaan suaminya bertambah banyak. Suaminya sendiri sekarang harus diit. Presiden itu tak doyan kacang Korea, toenjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus