AULA SMA Santa Ursula, yang terletak di belakang Gereja Katedral, Jakarta semarak Ahad pagi lalu. Sekitar 300 siswi dari delapan SMA Katolik di Ibu Kota tumplek ke sana. Ada apa? Ternyata, mereka berkumpul untuk berdebat dengan dua penyair, Toety Herati, 52, dan Rendra, 50, tentang wanita ideal. Semula pertemuan serius. Kemudian mencair, begitu Rendra menasihati para remaja putn itu agar banyak-banyak punya pacar. "Jangan hanya satu, jangan langsung terikat. Harus banyak mengenal laki-laki, dan kalian harus berani menawar. Dengan demikian, hidup berumah tangga akan lebih kukuh," ujar Rendra. "Setuju," celetuk sejumlah siswi di barisan belakang. Menarik napas sebentar, Rendra lalu melanjutkan nasihatnya. "Kalau nanti laki-laki berubah, kalian harus berani bertengkar. Itu wajar sebagai interaksi nilai. Pokoknya, tuntutlah hak kalian untuk mobil dan dana yang seimbang dengan laki-laki." Tepuk tangan bergemuruh begitu Rendra mengakhiri nasihatnya. Ketika giliran Toety bicara, bekas Ketua Dewan Kesenian Jakarta ini membacakan sepotong sajaknya, yang berjudul Pertarungan Jenis: Kura-kura sepasang tinggal satu/ Yang betina telah dilahap oleh jantannya/ Sambil menunduk menekuri dosa/ Kacau ngurus makanan/ Kura-kura kelaparan/ Tiba-tiba kupahami tepat sekali/ Mengapa pria berpoligami/ Di Asia Tengah, Afrika, Indonesia/ Subur dan gemuk kecantikan utama/ Ciriciri wanita paripurna. Rendra serta merta gusar oleh sajak itu. "Ini dia yang paling saya takuti Jika berbicara tentang wanita. Karena saya pernah berpoligami," ujarnya. Rendra lalu mengaku terus terang. "Saya ini sebenarnya tak setuju dengan poligami. Dan poligami itu ternyata gagal dalam hidup saya," ucapnya. "Tapi, yang keterlaluan bukan laki-lakinya saja, juga perempuannya. Kok mau-maunya dipoligami." Penyair yang dijuluki Si Burung Merak ini, ketika di Yogyakarta, pernah rukun dengan tiga istri di dalam satu rumah. Kini di Depok, Rendra ditemani oleh istri ketiganya, Ken Zuraida. Dua yang lain, Sitoresmi dan Sunarti, sudah pisah, dan tetap tinggal di Yogya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini