KEBANGKITAN kembali Bengkel Teater ditandai selamatan unik di sebuah rumah bertingkat di Depok, Bogor, pekan lalu. Rendra, 50 "suhu" Bengkel Teater, duduk di tengah lingkaran pengikutnya, yang semuanya bersila, dan kemudian ia memimpin doa, secara Islam, Kristen, Budha, dan Hindu. Mengapa banyak versi? "Semua doa agama itu intinya 'kan sama, tentang kebesaran Tuhan," alasan Rendra. Acara puncak selamatan itu adalah upacara wisuda anggota baru Bengkel Teater. "Kebangkitan Bengkel ini, kuncinya adalah peremajaan," kata Rendra. Anggota senior Bengkel, ketika masih bermarkas di Yogya, banyak juga yang hadir, tetapi peranan mereka digantikan oleh yang muda. Rendra menyebut contoh Aktor Untung Basuki. "Sekarang ia hanya menjadi salah satu penata musik, bukan pemain inti," katanya. Saat ini, Bengkel tengah mempersiapkan lakon Panembahan Reso, cerita tentang keserakahan manusia. "Saya sedang minta izin untuk mentas di Jakarta dan beberapa daerah lain. Di Jakarta, izin dimintakan untuk akhir Juni, dan kami akan bermain di Istora Senayan," kata Rendra, yang optimistis bakal dapat izin. Setelah tujuh tahun tenggelam, Rendra mengaku menata grup barunya dengan semangat profesional. Setiap latihan ada uang transpor. Untuk pemain dari Jakarta Rp 5.000 pulang-pergi. "Kebangkitan kembali ini 'kan tantangan," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini