PARA bintang film yang dipopulerkan sebagai "simbol sex" atau
"dewi sex", ternyata banyak yang kemudian menyesali bentuk
tubuhnya, yang telah membuat dirinya sukses sebagai bintang dan
mampu meraih kehidupan yang mewah itu. Mendiang Marylin Monroe
misalnya, pernah mengeluh: "Setiap kali saya ketemu dengan
seorang laki-laki, yang pertama diperhatikan selalu dada saya"
Tidak beda dengan Jane Russel maupun Kim Novak yang dengan pahit
berkata: "Tubuh saya ini, seolah-olah hanya payudara saya". Tapi
Raquel Welch, 35 tahun, yang akhir-akhir ini terkenal sebagai
"simbol sex dari Dunia Barat", tampaknya lebih sadar dengan
keadaan dirinya. Ia mengatakan: "Saya ditemukan sebagai simbol
sex, dan saya juga dipopulerkan sebagai simbol sex. Dan dengan
itu, saya telah berhasil maju. Maka dengan itu pula saya akan
meneruskan kehidupan saya. Saya tidak peduli apa kata orang
tentang diri saya. Karena itulah memang modal saya. Saya terima
semua dengan ikhlas".
Raquel memang boleh bangga dengan prestasi yang dicapainya
dengan bentuk tubuhnya yang menarik itu. Ia telah membintangi
setidaknya 26 film, semuanya menonjolkan dirinya sebagai binlang
sex. Dari setiap filmnya itu, sedikitnya ia menerima 300.000
dollar. Dari kegiatannya di klab-klab malam Las Vegas,
rata-rata ia mendapat 25.000 dollar seminggu belum
penghasilannya dari acara-acara TV, seperti di CBS yan
mempunyai acara khusus: 'Really Raquel" Tapi yang lebih
membuat Raquel bangga sebagai orang terkenal, agaknya
kegiatannya di lapangan sosial. Ia diangkat sebagai ketua
kampanye pengumpulan dana untuk sebuah organisasi sosial di
bidang penyakit kanker Di samping sebelumnya ia sudah ikut
aktif- dalam kegiatan-kegiatan lain di San Fransisco, Sacramento
dan New York. "Sekarang saya baru punya waktu lebih banyak untuk
berbuat bagi orang lain" kata Raquel menerangkan. "Maka saya
masuk organisasi American Cancer Society, dan saya menyumbangkan
tenaga sebagai sukarelawan".
Tapi, kepopulerannya sebagai bintang simbol sex tampaknya
membuat Raquel harus berhadapan dengan pengalaman-pengalaman
yang cukup pahit. Beberapa waktu setelah pengangkatannya sebagai
ketua kampanye, oleh organisasi diadakan konperensi pers.
"Kebanyakan wartawan-wartawan yang hadir wajar-wajar saja
tanggapannya" kata Raquel. "Kecuali seorang wartawan yang
kelihatannya sengaja menggoda saya". Apa kata wartawan tersebut?
"Keuntungan apa yang diharapkan oleh seorang simbol sex seperti
anda, dengan menjadi ketua kampanye organisasi ini?". Mendengar
pertanyaan seperti itu, Raquel mencucurkan air mata, kemudian
kepada Irving Rimer, salah seorang pengurus organisasi, ia
bertanya, apakah tidak lebih baik ia mengundurkan diri saja
"Kanker adalah suatu penyakit yang buruk" kata Irving, "maka
memerlukan orang yang cantik seperti anda untuk memberantasnya".
Perlu singkong, Raquel?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini